Nikmatnya “Karedok Leunca” dan “Sambel Tarasi” Cipondok

Setelah beberapa hari bekerja dengan penuh semangat, sampai pada suatu hari semangat itu tidak penuh lagi. Akhirnya saya dan teman-teman pergi ke suatu tempat untuk mencari hiburan dan mencari “karadok leunca”, “sambel tarasi” dan “lalab dangdaunan”.

Tempat itu adalah sebuah rumah makan yang lokasinya di pinggir jalan raya Kuningan-Ciamis tepatnya di Cipondok (antara Kuningan-Kadugede).

Tempat ini jika dilihat dari luar tidak begitu luas, coba perhatikan foto-foto di bawah ini!

 

Halaman depan/tempat parkir, ruang depan yang tidak terlalu luas.

Ruang belakang yang cukup luas, saya dan teman-teman sedang menunggu “karedok leunca” dan “sambel tarasi” dan nasi putihnya yang “pulen”

Di samping tempat saya duduk terlihat sawah yang ditumbuhi padi sedang menguning dan latar berlatar belakang gunung Mayana yang masih hijau. Begitu asrinya kota Kuningan, meskipun hanya makan dengan “karedok leunca” dan “sambel tarasi” terasa nikmat.

Mejeng di Waduk Darma Kuningan

Musim liburan akan segera tiba. Bingung mencari tempat wisata alam yang indah, sejuk dan sehat untuk kantong?Jika anda menjawab ya maka sepertinya anda wajib melirik pada tempat wisata yang satu ini.

Waduk Darma adalah sebuah waduk atau danau kecil yang terletak di Kota Kuningan yang merupakan salah satu kota kabupaten di propinsi Jabar. Pungsi utama waduk yang dikontruksi pada tahun 1959-1962 ini adalah untuk irigasi dan sumber air bagi PDAM ( baru-baru ini).

Keindahan alam dan hawanya yang sejuk sangat cocok bagi anda yang ingin berehat dan menghilangkan jenuh. Ada bungalau-bungalau kecil yang disediakan untuk beristirahat serta warung dan tempat makan yang menyediakan makanan dan panganan.

Jadi tunggu apa lagi….., jadikan waduk ini tujuan wisata anda yang selanjutnya.

Ketika berjalan-jalan dengan anak saya ke waduk darma

Asyik bukan?

Istilah pada Pendidikan Formal, Saya jadi ingat ketika di Kursusan

Sekarang banyak istilah pada pendidikan formal seperti: silabus, akreditasi sekolah, ujian nasional, sertifikasi guru dan sumber belajar yang kesemuanya itu pernah saya jumpai ketika mengajar di lembaga kursus (pendidikan nonformal, pendidikkan luar sekolah). Dengan istilah-istilah itu saya jadi ingat ketika dulu bekerja di lembaga kursus.

Dulu (tahun 1992) ketika saya ingin menjadi instruktur/pengajar di lembaga kursus harus memiliki Surat Izin Mengajar yang dikeluarkan oleh Kanwil Depdikbud Provinsi. Karena kebutuhan akhirnya saya mengikuti pelatihan dan ujian sumber belajar (pengajar) di IKIP (sekarang UPI). Materi yang yang diujikan adalah materi-materi pelajaran kursus dan keguruan. Alhamdulillah saya lulus dan mendapatkan dua Ijazah Sumber Belajar (kalau sarjana keguruan seperti akta IV), yang pertama sebagai sumber belajar pengolah kata (dulu itu ada WS, WP, Chiwriter, MSWord win 3.1.1) dan sumber belajar pengolah angka (dulu itu Lotus 123). Ijazah tersebut sebagai syarat untuk mendapatkan surat izin mengajar.

Setiap pengajar kursusan yang sudah memiliki SIM mendapatkan honor lebih dan bisa diterima di mana saja. Sekarang saja ingat ada istilah sertifikasi guru, istilah ini mungkin sama dengan dulu ketika saya di kursusan.

Kalau lembaga kursus memiliki tenaga pengajar yang berkelayan (sudah memiliki SIM) maka lembaha itu akan mudah mendapatkan bantuan dari pemerintah (DBOWB=Dana Bantuan Operasional Warga Belajar, kalau sekarang BOS) dan bantuan pengembangan lembaga kursus (kalau di lembaga formal itu seperti BOMM, BIS, atau Block Grant Lainnya). Semua bantuan itu dari Bank Dunia.

Dengan adanya SIM itu maka setiap tenaga pengajar di lembaga kursus dapat meningkatkan kompetensi dirinya sehingga lembaga kursus itu terjamin mutu pendidikannya.

Untuk menilai lembaga kursus itu betul-betul terjamin mutunya maka diadakan penilaian oleh pemerintah yaitu akreditasi. Bagi lembaha kursus yang manajemennya baik, memiliki warga belajar banyak, sumber belajar berkelayan, memiliki jumlah lulusan ujian nasional banyak, maka akan mudah dalam proses akrditasi, minalmal dapat kategori “B” (4 tahun izin operasional)

Sekarang saya masuk ke pendidikan formal, istilah dan kegiatan itu muncul lagi (kok baru ada sekarang?) Tapi itulah pengalaman bagi saya.


Ditulis dalam Pribadi. 3 Comments »

Pemerintah Anggarkan Rp1,3 Triliun untuk TI Sekolah

Ganti menteri ganti kebijakan, nah kalau Menkominfo yang baru seperti memiliki kebijakan baru yang menggemberikan. Karena menterinya berasal dari lingkungan pendidikan sehingga dunia pendidikan pun diperhatikan dari segi teknologinya. Saya ambil beritanya dari antara.co.id sebagai berikut.

Pemerintah menyediakan anggaran sedikitnya Rp1,3 triliun untuk merealisasikan program Teknologi Informatika (TI) di tiap sekolah di Indonesia.

“Kami sudah menyiapkan dana Rp1,3 triliun untuk merealisasikan program TI. Mudah-mudahan tahun ajaran baru ini sudah bisa direalisasikan,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika, Mohammad Nuh, di Jombang, Jawa Timur, Kamis.

Menurut dia, dana sebesar itu rencananya akan diberikan ke sekolah dalam bentuk perangkat teknologi berupa jaringan internet dan komputer.

“Setidaknya setiap sekolah bakal mendapatkan satu laboratorium khusus untuk akses internet,” ujarnya usai menghadiri acara silaturrahmi antara ulama dan umaro di Ponpes Bahrul Ulum, Tambak Beras, Jombang itu.

Selain sekolah, beberapa lembaga pendidikan non formal lainnya, seperti pondok pesantren juga akan mendapatkan bantuan dari Menkominfo.

“Pada tahun pelajaran ini merupakan tahap pertama dan kami fokuskan kepada beberapa daerah tertentu,” kata mantan Rektor ITS Surabaya itu.

Ia menjelaskan, daerah yang menjadi prioritas tersebut adalah sekolah yang sudah terjangkau jaringan telepon. Saat ini baru 38.000 desa dari sekitar 70.000 desa di Indonesia yang terjangkau jaringan telepon.

Sumber: antara.co.id

Ditulis dalam Pendidikan. 1 Comment »

DISEJUKNYA KUNINGAN PAGI HARI

Puisi ini didedikasikan buat warga Kuningan, diharapkan seluruh warga Kuningan mau menjaga kelestarian alam, hutan, dan satwa.

 

DISEJUKNYA KUNINGAN PAGI HARI

Gunung tinggi berkabut putih

Sawah, kebun menghijau luas

Langit biru dihiasi awan cerah

Disejuknya Kuningan pagi hari

Lagu bidadari mojang sayap putih

Kebaya kuning bergaya seksi

Melenggang elok, bibir tersenyum

Disejuknya Kuningan pagi hari

Air danau sejuk, air hangat cipanas

Gemercik air sungai berdendang

Embun jatuh ke daun yang menari

Disejuknya kuningan pagi hari

Anak-anak, dewasa, orang tua

Merasa nyaman melagu cinta

Kedamaian hati merekah hangat

Disejuknya kuningan pagi hari

By Nenen Gunadi di Kanada

gnenen@gmail.com

Ditulis dalam Puisi. Leave a Comment »

TANAH SUNDAKU

Sejuknya hawa mengharum diangin memanjakan aku

Gemercik air dari sungai menggoda merayu terdengar

Pelukan danau-danau mendamaikan getaran jiwaku

Gunung-gunung membiru terbentang memberi cinta

Dahan pepohonan melambai hangat memanggilku

Suara seruling bambu berbisik seribu mesra ditelingaku

Menggoda hati kecilku tak kuasa tuk kembali kepadamu

Kuingin bermimpi nirwana dalam buaian pohon bambu

Tanah Sunda datanglah, merindu haru mojangmu disini

Jemputlah aku pulang ketanah Sundaku nan elok

 

Kiriman dan karya : gnenen@gmail.com di Kanada


Ditulis dalam Puisi. 1 Comment »

Roda Kereta Firaun ditemukan dilaut merah

Kiriman: dadangd@pertamina.com

Masih ingat dengan kisah mukjizat Nabi Musa yang membelah laut merah dengan tongkatnya? Jika salah satu diantara anda menganggap kisah tersebut hanya merupakan dongeng belaka, sekarang mari kita simak tulisan dibawah ini.Seorang Arkeolog bernama Ron Wyatt (lihat di http://www.wyattmus eum.com/ron- wyatt.htm ) pada ahir tahun 1988 silam mengklaim bahwa dirinya telah menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur kuno didasar laut merah. Menurutnya, mungkin ini merupakan bangkai kereta tempur Firaun yang tenggelam dilautan tsb saat digunakan untuk mengejar Musa bersama para pengikutnya.


Menurut pengakuannya, selain menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur berkuda, Wyatt bersama para krunya juga menemukan beberapa tulang manusia dan tulang kuda ditempat yang sama.

Temuan ini tentunya semakin memperkuat dugaan bahwa sisa-sisa tulang belulang itu merupakan bagian dari kerangka para bala tentara Fir’aun yang tenggelam di laut Merah.

Apalagi dari hasil pengujian yang dilakukan di Stockhlom University terhadap beberapa sisa tulang belulang yang berhasil ditemukan,memang benar adanya bahwa struktur dan kandungan beberapa tulang telah berusia sekitar 3500 tahun silam,dimana menurut sejarah, kejadian pengejaran itu juga terjadi dalam kurun waktu yang sama.



Selain itu,ada suatu benda menarik yang juga berhasil ditemukan,yaitu poros roda dari salah satu kereta kuda yang kini keseluruhannya telah tertutup oleh batu karang,sehingga untuk saat ini bentuk aslinya sangat sulit untuk dilihat secara jelas.

Mungkin Allah sengaja melindungi benda ini untuk menunjukkan kepada kita semua bahwa mukjizat yang diturunkan kepada Nabi-nabiNya merupakan suatu hal yang nyata dan bukan merupakan cerita karangan belaka.

Diantara beberapa bangkai kereta tadi,ditemukan pula sebuah roda dengan 4 buah jeruji yang terbuat dari emas.Sepertinya, inilah sisa dari roda kereta kuda yang ditunggangi oleh Firaun sang raja.

Sekarang mari kita perhatikan gambar diatas,


Pada bagian peta yang dilingkari (lingkaran merah),menurut para ahli kira-kira disitulah lokasi dimana Nabi Musa bersama para kaumnya menyebrangi laut Merah. Lokasi penyeberangan diperkirakan berada di Teluk Aqaba di Nuweiba.


Kedalaman maksimum perairan di sekitar lokasi penyeberangan adalah 800 meter di sisi ke arah Mesir dan 900 meter di sisi ke arah Arab.
Sementara itu di sisi utara dan selatan lintasan penyeberangan (garis merah) kedalamannya mencapai 1500 meter.
Kemiringan laut dari Nuweiba ke arah Teluk Aqaba sekitar 1/14 atau 4 derajat, sementara itu dari Teluk Nuweiba ke arah daratan Arab sekitar 1/10 atau 6 derajat.


Diperkirakan jarak antara Nuweiba ke Arab sekitar 1800 meter.Lebar lintasan Laut Merah yang terbelah diperkirakan 900 meter.

Dapatkah kita membayangkan berapa gaya yang diperlukan untuk dapat membelah air laut hingga memiliki lebar lintasan 900 meter dengan jarak 1800 meter pada kedalaman perairan yang rata2 mencapai ratusan meter untuk waktu yang cukup lama, mengingat pengikut Nabi Musa yang menurut sejarah berjumlah ribuan? (menurut tulisan lain diperkirakan jaraknya mencapai 7 km, dengan jumlah pengikut Nabi Musa sekitar 600.000 orang dan waktu yang ditempuh untuk menyeberang sekitar 4 jam).

Menurut sebuah perhitungan, diperkirakan diperlukan tekanan (gaya per satuan luas) sebesar 2.800.000 Newton/m2 atau setara dengan tekanan yang kita terima jika menyelam di laut hingga kedalaman 280 meter.


Jika kita kaitkan dengan kecepatan angin,menurut beberapa perhitungan, setidaknya diperlukan hembusan angin dengan kecepatan konstan 30 meter/detik (108 km/jam) sepanjang malam untuk dapat membelah dan mempertahankan belahan air laut tersebut dalam jangka waktu 4 jam!!!sungguh luar biasa,Allah Maha Besar.

Catatan : Mengenai penemuan Wyatt ini, bisa dilihat dalam situs : http://www.wyattmus eum.com/red- sea-crossing- 04.htm

Ditulis dalam Umum. Leave a Comment »

Seleksi Guru Berprestasi di Kuningan Kurang Diminati

ae.jpgBanyak guru yang tidak mengikuti seleksi guru berprestasi. Alasanya bervariasi, diantaranya:

  1. Saya belum layak menjadi guru berprestasi, saya bisa mengukur diri sendiri.
  2. Saya belum waktunya untuk mengikutinya.
  3. Masih banyak guru yang lebih senior.
  4. Juara I, dan II sudah ditentukan, jadi buat apa mengikutinya.
  5. Buat apa mengikuti seleksi itu, yang penting mengajarnya baik dan benar.
  6. dan lain sebagainya.

Ketika dikonfirmasikan kepada panitia, bahwa kegiatan seleksi berpretasi bukan untuk menjadi juara I, II, dan III, tapi untuk memacu guru dalam meningkatkan profesionalismenya, dan sebagai ajang menyampaikan ide-ide baru atau temuan baru dalam kbm.

Tapi tetap saja banyak guru kurang berminat untuk mengikutinya, karena yang diharapkan adalah pemanang I, II. Seadainya para guru banyak yeng menjadi peserta maka akan ada saling tukar informasi kegiatan kbm. Yang ujung-ujungnya dapat meningkatkan kualitas guru dan pendidikan secara bertahap.

Ketika selesai seleksi saya pernah diajak teman yang menjadi peserta untuk “ngobrol”

Saya: “Selamat anda menjadi calon guru berprestasi, bahkan menduduki peringkat ke-2 di tingkat SLTP”

Teman: “Terima kasih atas dukungannya”

Saya: “Bagaimana kesannya kemarin waktu seleksi?”
Teman: ”Senang sekali, saya jadi dapat ilmu yang berharga”

Saya : ”Terus”

Teman: ”Akhirnya saya masih banyak harus belajar menjadi guru, bahkan masih jauh dari kompetensi guru yang diharapkan, apalagi kalau di sertifikasi”

Saya: ”Mengapa begitu? Kan peringkat kedua”

Teman: ”Peringkat tidak begitu berarti, coba kalau saya S2, atau minimalnya S1, saya kan masih DIII, bisa-bisa peringkat pertama,”

Saya : ”Ya, memang seorang guru sekarang dituntut harus S1 kependidikan/keguruan”

Teman: ”Saya mengerti, dan menyadari hal itu, tiap tahun saya ikut lagu, mudah2an saya bisa lulus S2 (meskipun asal-asalan). Fasih bahasa Inggris, menguasai teknologi”

”Yang tidak dimengeri oleh saya, ketika tim penilai bertanya kepada saya, ’Anda mau peringkat I atau II?, bagaimana kalau Anda peringkat II?, Apapun yang terjadi apabila Anda urutan ke-1 atau ke-2 yang berangkat adalah orang lain? Mau menerima?’, itulah empat pertanyaan buat saya?”

”Saya jawab, saya tidak berkepentingan dengan urutan itu, yang penting sesuai aturan yang baku”

Saya jadi termenung dari dialog itu.

Seandainya saya ikutan sebagai guru nonPNS, peserta paling muda, hanya S1, wah…. mungkin saya tidak masuk nominasi. Sepertinya seleksi itu diperuntukkan bagi PNS yang golongan IIId ke atas dan usianya lebih tua.

Ingat Ujian Nasional, Jadi Ingat ketika Menjadi Instruktur di Kursusan

ae.jpgPada tahun 1992-1995 saya pernah menjadi penguji ujian nasional komputer, dulu jamannya wordstar, lotus, dan dbase. Setiap warga belajar (peserta kursus) yang lulus ujian lokal disarankan mengikuti ujian negara (yang  diselenggarakan oleh depnaker kabupaten/kota) dan ujian nasional (yang diselenggarakan oleh diklusemas depdikbud dan dilaksanakan secara serempak se Indonesia).

Saya ingat Ujian Nasional jadi ingat ketika dulu. Ujian Nasional bagi saya sudah tidak asing sejak saya pernah jadi intsruktur komputer di LPK GANESHA.

Konsepnya waktu bagus, setiap peserta kursus yang lulus ujian lokal baru dapat iktu ujian nasional. Ketika ujian nasional pelaksanaan dibagi dua, yaitu teori dan praktik. Nilai teori dan nilai praktik terpisah, sehingga jika nilai teori gagal maka peserta dinyatakan gagal begitu kalau praktik gagal maka dinyatakan gagal. Jadi kalau ingin lulus harus keduanya bernilai lulus.

Seandainya konsep ujian nasional dulu (ketika di kursusan) diterapkan di sekolah sepertinya tidak ada masalah (ini hanya hayalan saja). Artinya setiap siswa dilatih terus untuk ujian nasional dan diadakan ujian lokal sekolah matapelajaran ujian nasional. Kalau dalam ujian lokal sekolah tidak lulus maka jangan diikutsertakan pada ujian nasional. Sehingga mungkin tidak ada masalah ketika pelulusan.

Ya…. masalahnya bukan itu dong…… Justru setiap siswa mampu atau tidak mampu dalam pelajaran harus ikut ujian nasional.

Nah bagaimana agar semua bisa mengikuti dan lulus ujian nasional?

Teorinya: guru harus menyampaikan materi sesuai dengan kurikulum, maka tidak ada masalah dalam ujian nasional.

Kenyataannya: tidak begitu (sarana, prasarana, dukungan materi tidak mencukupi, atau tidak ideal)

Dulu ketika saya di lembaga kursus ada istilah akreditasi, lembaga kursus yang berkualitas adalah yang benyak meluluskan peserta didiknya pada ujian nasional.

Ingat Ujian Nasional, Ingat Akreditasi, jadi ingat ketika jadi intstruktur di lembaga kursus.

Sekarang di sekolah baru muncul ujian nasional dan akreditasi.

Ditulis dalam Pendidikan. 1 Comment »

Mengapa Takut dengan Ujian Nasional?

ae.jpgKetika bulan Februari sampai dengan April baik pihak sekolah maupun orang tua berusaha keras untuk meloloskan siswa pada ujian nasional, mengapa tidak berpikir pada ujian sekolah? Mungkin saja nilai perolehan nilai ujian sekolah lebih kecil daripada ujian nasional. Itulah gambaran kehidupan di masyarakat sekolah.

Mengapa itu terjadi karena semua pihak (sekolah, orang tua, dan siswa) takut tidak lulus pada ujian nasional. Dianggapnya ujian nasional sebagai ujian yang mematikan.

Kalau itu sebagai anggapan yang sangat kuat, bahwa ujian nasional adalah ujian mematikan saya punya teori (ah ini sekedar teori saja). Kalau siswa kelas akhir pada bulan Februari sampai April siswa harus mengadakan pelajaran tambahan atau mengikuti bimbel (bagi yang punya uang lebih) mengapa tidak dimulai dari kelas awal.

Misalnya untuk SMP mulai dari kelas 7 dan SMA mulai dari kelas 9. Saya ambil contoh siswa SMA.

Menurut saya, adakan saja pelajaran tambahan bagi siswa kelas 9, 10, 11 setiap bulan Februari sampai April targetnya adalah kenaikan kelas bagi kelas 9, dan 10, untuk kelas 11 untuk kelulusan.

Materi yang diberikan adalah materi ujian nasional. Sehingga ketika pekan ulangan semester siswa kelas 9 dan 10 mengerjakan soal-soal ujian nasional tahun kemarin yang disesuaikan dengan kurikulum masing-masing jenjang. Kalau ada siswa yang tidak memperoleh nilai batas minimal, maka dia harus mengulang lagi (ujian kenaikan kelas)

Kalau itu dilakukan secara efektif, maka semua pihak akan menyadari bahwa sekolah bukan hanya untuk mencetak ijazah tetapi untuk mencetak siswa menjadi kompeten dan bukan hanya mencari nilai ujian nasional yang tinggi.

Dan ketika siswa mau menghadapi ujian nasional, maka minmalnya 60% materi sudah dikuasi. Kalau siswa di kelas 12nya sungguh-sungguh bisa jadi nilai ujian dan nilai ujian sekolah akan mendapatkan nilai yang bisa dibanggakan.

Jadi mengapa takut dengan ujian nasional?

Ah… itu mah hanya teori…. saja…..

Ditulis dalam Pendidikan. 4 Comments »