Banyak guru yang tidak mengikuti seleksi guru berprestasi. Alasanya bervariasi, diantaranya:
- Saya belum layak menjadi guru berprestasi, saya bisa mengukur diri sendiri.
- Saya belum waktunya untuk mengikutinya.
- Masih banyak guru yang lebih senior.
- Juara I, dan II sudah ditentukan, jadi buat apa mengikutinya.
- Buat apa mengikuti seleksi itu, yang penting mengajarnya baik dan benar.
- dan lain sebagainya.
Ketika dikonfirmasikan kepada panitia, bahwa kegiatan seleksi berpretasi bukan untuk menjadi juara I, II, dan III, tapi untuk memacu guru dalam meningkatkan profesionalismenya, dan sebagai ajang menyampaikan ide-ide baru atau temuan baru dalam kbm.
Tapi tetap saja banyak guru kurang berminat untuk mengikutinya, karena yang diharapkan adalah pemanang I, II. Seadainya para guru banyak yeng menjadi peserta maka akan ada saling tukar informasi kegiatan kbm. Yang ujung-ujungnya dapat meningkatkan kualitas guru dan pendidikan secara bertahap.
Ketika selesai seleksi saya pernah diajak teman yang menjadi peserta untuk “ngobrol”
Saya: “Selamat anda menjadi calon guru berprestasi, bahkan menduduki peringkat ke-2 di tingkat SLTP”
Teman: “Terima kasih atas dukungannya”
Saya: “Bagaimana kesannya kemarin waktu seleksi?”
Teman: ”Senang sekali, saya jadi dapat ilmu yang berharga”
Saya : ”Terus”
Teman: ”Akhirnya saya masih banyak harus belajar menjadi guru, bahkan masih jauh dari kompetensi guru yang diharapkan, apalagi kalau di sertifikasi”
Saya: ”Mengapa begitu? Kan peringkat kedua”
Teman: ”Peringkat tidak begitu berarti, coba kalau saya S2, atau minimalnya S1, saya kan masih DIII, bisa-bisa peringkat pertama,”
Saya : ”Ya, memang seorang guru sekarang dituntut harus S1 kependidikan/keguruan”
Teman: ”Saya mengerti, dan menyadari hal itu, tiap tahun saya ikut lagu, mudah2an saya bisa lulus S2 (meskipun asal-asalan). Fasih bahasa Inggris, menguasai teknologi”
”Yang tidak dimengeri oleh saya, ketika tim penilai bertanya kepada saya, ’Anda mau peringkat I atau II?, bagaimana kalau Anda peringkat II?, Apapun yang terjadi apabila Anda urutan ke-1 atau ke-2 yang berangkat adalah orang lain? Mau menerima?’, itulah empat pertanyaan buat saya?”
”Saya jawab, saya tidak berkepentingan dengan urutan itu, yang penting sesuai aturan yang baku”
Saya jadi termenung dari dialog itu.
Seandainya saya ikutan sebagai guru nonPNS, peserta paling muda, hanya S1, wah…. mungkin saya tidak masuk nominasi. Sepertinya seleksi itu diperuntukkan bagi PNS yang golongan IIId ke atas dan usianya lebih tua.