Pikirkanlah….

ae.jpg

 

Hari ini sebelum kita mengatakan kata-kata yang tidak baik,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berkata-kata sama sekali.

Sebelum kita mengeluh tentang rasa dari makanan,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

Sebelum anda mengeluh tidak punya apa-apa,
Pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta dijalanan.

Sebelum kita mengeluh bahawa kita buruk,
Pikirkan tentang seseorang yang berada pada keadaan yang terburuk di dalam hidupnya.

Sebelum mengeluh tentang suami atau isteri anda,
Pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup.

Hari ini sebelum kita mengeluh tentang hidup,
Pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat.

Sebelum kita mengeluh tentang anak-anak kita,
Pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul.

Sebelum kita mengeluh tentang rumah yang kotor kerana pembantu tidak mengerjakan tugasnya,
Fikirkan tentang orang-orang yang tinggal dijalanan.

Dan di saat kita letih dan mengeluh tentang pekerjaan,
Fikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti kita.

Sebelum kita menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain,
Ingatlah bahawa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa.

Dan ketika kita sedang bersedih dan hidup dalam kesusahan,
Tersenyum dan berterima kasihlah kepada Tuhan bahawa kita masih hidup !

Tahun 2007 Semua Guru Bantu Diangkat

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) Taufiq Effendi, Senin (28/5) menegaskan pada tahun 2007 semua guru bantu akan diangkat menjadi guru calon pegawai negeri sipil.

Menurut Taufiq, jumlah pegawai negeri sipil mencapai 3,6 juta orang. Kebih dari dua juta orang diantaranya adalah guru. Setelah semua guru diangkat, baru tenaga bidang lain seperti kesehatan akan diangkat.

“Penerimaan calon pegawai negeri sipil tahun 2007 yang dimulai bulan Agustus akan diangkat bulan Oktober. Jadi sekarang prosesnya cepat terutama tenaga pendidik dan kesehatan,” kata Taufiq.

Taufiq mengatakan, 920.000 tenaga honorer selama bertahun-tahun setelah dizalami telah dizalimi dan dimarginalkan. Para tenaga honorer telah mengabdi selama belasan sampai puluhan tahun namun belum juga diangkat. Ada tenaga honorer yang dibayar Rp 20.000 bahkan ada yang dibayar dengan kelapa.

“Jika daerah ingin mengusulkan formasi pegawai negeri sipil silahkan, rapi harus jelas penempatannya. Misalnya permintaan formasi perawat harus jelas rumah sakit atau puskesmasnya dan ada surat permintaan dari dokter. Ini supaya transparan,” ujar Taufiq.

Menurut Taufiq, saat ini kementrian PAN dan Departemen Keuangan sedang menyusun sistem penggajian nasional. Gaji terendah pegawai negeri sipil diupayakan terus naik dari Rp 1.060.000 tahun 2006 menjadi 1.200.000 pada tahun 2007. Pada tahun 2008 gaji terendah pegawai negeri sipil akan dinaikkan lagi namun Taufiq enggan menyebutkan jumalhnya.

Sumber: kompas.com


Ditulis dalam Berita. 40 Comments »

Lagu Pop dan Karya Sastra

a.jpg

Perpaduan sastra dengan seni musik adalah syair lagu pop. Banyak sekali puisi-puisi bernilai sastra yang berhasil dijadikan syair lagu pop. Sebagai contoh, puisi-puisi Taufiq Ismail seperti “Sajadah Panjang” dan “Rindu Rosul” berhasil digubah Bimbo menjadi lagu yang populer.

Timbul pertanyaan, apakah syair-sayir lagu pop bernilai sastra?

Jawabannya adalah kita perlu menganalisis ada tidaknya nilai-nilai sastra atay setidaknya ciri-ciri puitis pada syair lagu pop.

Para penulis lagu tertentu tidak sembarang menulis yair lagu. Mereka harus memikirkan kaidah bahasa, rasa, nada, irama, dan rima agar mudah dan indah jika didengarkan. Keindagan sebuah lagi dapat jadi ditentukan pula oleh kedalaman filosofis syait lagu itu. Nilai-nilai filosifis tersebut hanya akan dapat jika pengarang lagu mampu meramu kata-kata dan simbol bahasa lainnya menjadi sebuah kesatuan makna.

Coba perhatikan syair lagu karya Ebiet G. Ade yang berjudul Berita Kepada Kawan!

Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan

Sayang engkau tak duduk di sampingku, kawan

Banyak cerita yang mestinya kau saksikan

Di tanah kering bebatuan

Duh, duh….

Tubuhku terguncang di hempas batu jalanan

Hati bergetar menambah kering rerumputan

Perjalanan ini pun seperti jadi saksi

Gembala kecil menangis sedih

O… o… o….

Kawan coba dengar apa jawabnya

Ketika ia kutanya mengapa?

Ayah ibunya telah lama mati

Ditelan benca tanah ini

Sesampainya di laut

Kukabarkan semuanya

Kepada karang

Kepada ombak

Kepada matahari

Tetapi semua diam

Tetapi semua bisu

Tinggal aku sendiri

Terpaku menatap langit

Barangkali di sana ada jawabnya

Mengapa di tanahku terjadi bencana

Mungjin Tuhan mulai bosan

Melihat tingkah kita

Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa

Atau alam mulai enggan

Bersahabat dengan kita

Coba kita bertanta pada rumput yang bergoyang

Hooo….. ho….

Mudahan-mudah syair lagu tadi membuat kita ingat akan berbuat baik kepada alam dan kepada sesama manusia.

Ditulis dalam Puisi. 94 Comments »

BIN Rekrut Santri Ponpes JADI INTEL

Risalah Mujahidin Edisi 8 Th I Rabiul Akhir 1428 H / Mei 2007, hal. 22-23
imageKepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar berniat akan merekrut para santri dari seluruh pondok pesantren di Indonesia. Para santri itu akan diberi tugas belajar di Sekolah Intelijen Negara yang dikelola BIN. Gagasaan itu disampaikan Syamsir setelah bersilaturrahmi meperingati Kenduri Maulid Nabi dengan 3.000 pimpinan dan santri di Pesantren Al-Fattah Lamongan, di Desa Siman, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan, Sabtu 7 April 2007 lalu.

Tampak hadir pada acara yang diikuti ribuan kiai dan santri itu, Wakil Ketua PBNU Jawa Timur, KH Abdul Matin dan Pimpinan Ponpes Al-Fattah, KH Agus Abdul Madjid. Sementara itu, rombongan Kepala BIN Syamsir Siregar di antaranya Deputi II Haryanto, Direktur 25 Budi Hardjito, Kapolwil Jawa Timur Baru Sanusi, dan staf khusus Wahyu Saronto. Menurut Syamsir, langkah itu dilakukan untuk memperkuat jaringan intelijen demi kepentingan negara. “Saya ingin merekrut siswa-siswa unggulan ini untuk disekolahkan di sekolah kami,” kata Syamsir.

Di pesantren Al-Fattah terdapat sekolah unggulan, SMA Al-Fattah. Alumni SMA Al-Fattah tersebar di berbagai perguruan tinggi negeri di Indonesia. Syamsir menegaskan, keberadaan pesantren di Tanah Air merupakan sarana untuk melahirkan pemimpin dan tenaga ahli di bidang agama.

Terkait terorisme, menurut Syamsir, Provinsi Jawa Timur merupakan daerah kelabu. “Jawa Timur bisa menjadi basis, tapi juga bisa menjadi wilayah operasi terorisme,” kata Syamsir. Pihaknya akan merekrut para santri di Pondok Pesantren (ponpes) al-Fattah Lamongan menjadi intel yang handal dan berwawasan kebangsaan untuk kepentingan negara.

Apakah kehadiran BIN di pondok pesantren merupakan upaya intelijen untuk merekrut para santri guna melawan kelompok teroris yang banyak disinyalir lahir dari pesantren juga? Ditanya demikian, Syamsir Siregar tidak mengiyakan. Ia hanya mengaku, kedatangannya ke Ponpes Al-Fattah, karena diundang pimpinan pondok pesantren untuk mengikuti Kenduri Maulid Nabi Muhammad SAW.

Dalam orasi propaganda di hadapan ribuan kiai, santri, dan umat Islam Desa Siman, Syamsir Siregar mengatakan, perkembangan situasi nasional saat ini dipengaruhi terjadinya benturan triangular ideologi dunia. Yaitu, kelompok demokrasi liberal yang dipimpin Amerika Serikat, kelompok sosial demokrasi yang berkembang pesat di Eropa, dan kelompok “radikalisme” agama.

Benturan kepentingan telah mewarnai arah politik, ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan di kawasan regional termasuk Indonesia. Sebagai akibatnya, antara lain memunculkan problem terorisme, separatisme, konflik sosial, kesenjangan kemakmuran, dan krisis ekonomi. “Di Indonesia, kristalisasi dari perlawanan ini di antaranya berupa teror peledakan bom terhadap kepentingan barat atau AS ataupun simbol-simbolnya,” ujarnya.

Syamsir menegaskan, dalam kondisi yang rawan terjadi disintegrasi bangsa, perlu rekonstruksi ulang nilai-nilai nasionalisme yang anti imperialisme, mempromosikan perdamaian, kemandirian, solidaritas, dan keadilan sosial. Nilai-nilai tersebut tidak perlu harus bertentangan dengan proses demokrasi.

Seusai ceramah, Syamsir Siregar menyerahkan sumbangan sebesar Rp 500 juta untuk Pondok Pesantren Al-Fattah, yang diterima KH Agus Abdul Madjid. Sumbangan sebesar itu sebagai perekat konspirasi antara intelijen dan kyai dengan melibatkan para santri. Proyek perang melawan terorisme yang digembar-gemborkan Amerika, mulai menyusup ke jantung pendidikan umat Islam. BIN telah melakukan tindakan adu domba antar masyarakat dengan alasan memerangi terorisme.

http://berita.swaramuslim.net

Ditulis dalam Umum. Leave a Comment »

Al-Qur’an dituduh menyadur Bible

Counter Liberalisme Oleh : Redaksi 22 May 2007 – 9:33 pm imageKehebatan al-Qur’an yang penuh dengan mukjizat, disambut dengan kedengkian oleh pihak Nasrani. Mereka berusaha menyerang otentisitas al-Qur’an dengan berbagai metode. Setelah gagal, mereka frustasi dan terus-menerus melakukan kritikan untuk menanamkan keraguan terhadap umat Islam. Salah satu kritikannya adalah menuding al-Quran sebagai kitab saduran. Adalah Mohamad Guntur Romli, aktivis JIL yang getol menjajakan liberalisasi agama berkedok Islam. Dalam artikelnya belum lama ini, Guntur mencak-mencak menuding al-Qur’an sebagai kitab saduran yang menyunting (mengedit) keyakinan dan kitab-kitab sebelumnya. “Kisah Isa (Yesus) dalam al-Qur’an yang menegaskan, Isa hanyalah seorang Rasul, bukan anak Tuhan, dan tidak ada penyaliban terhadapnya adalah “saduran” dari keyakinan sebuah sekte Kristen,” tulisnya. Guntur menegaskan pula, “Al-Qur’an tetap memiliki banyak sumber dan ‘proses kreatif’ yang bertahan serta berlapis-lapis. Al-Qur’an adalah ‘suntingan’ dari ‘kitab-kitab’ sebelumnya, yang disesuaikan dengan kepentingan penyuntingnya,” (koran Tempo, 4 Mei 2007). Tuduhan ini sebenarnya sudah basi, dan sama sekali tidak ada yang baru. Para orientalis dan misionaris Kristen sudah terlalu sering melontarkan tuduhan ini. Misalnya, FJL Menezes (1911) dalam karyanya The Life anda Religion of Mohammad:The Prophet of Arabia menuduh : “Tidak ada suatu apapun dari al-Qur’an itu, selain ciptaan dan rekaan Muhammad dan para sahabatnya.” Dalam jajaran pengritik al-Qur’an, tercatat nama-nama orientalis terkemuka, antara lain : G. Sale dalam buku Preliminary Discourse (1899) yang menyebutkan bahwa Muhammad adalah penulis asli al-Qur’an. Di belakang hari, kritikan serupa dikemukakan oleh Sir William Muir dan Wollaston (1905), Lammens (1926), Champion dan Short (1959), Glubb (1970), Robinson (1977), dan seterusnya. Di Indonesia, tuduhan yang sama dilontarkan oleh evangelis Jansen Litik, Suradi ben Abraham, Pendeta Muhamad Nurdin, dan lain-lain. Jauh sebelumnya, Louis Hoyack dalam buku De Onbekende Koran menuduh al-Qur’an telah menjiplak Bibel : “De Koran staat vol van verhalen, ontleend aan het Oude en Nieuwe Testament, en ook aan andere bronnen, maar waar de profeet het noodig oordelde, een weinig geretoucheed” (hlm.74). (Al-qur’an berisi dongengan-dongengan yang dicuplik dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, juga dari sumber-sumber lain, tetapi di mana dianggap perlu oleh sang nabi maka diadakan penyuntingan disana-sini). imageBila ditelaah secara kritis, kritik Guntur terhadap al-Qur’an itu sungguh tidak bermutu, karena tidak disertai data-data yang akurat dan faktual. Dalam ulasannya mengenai proses turunnya al-Qur’an, Guntur menganalisa bahwa ketika berbicara tentang pewahyuan al-Qur’an, Allah memakai dhamir nahnu (kata ganti plural “kami”). Menurutnya, kata “awhayna(kami wahyukan) dipakai dalam al-Qur’an lebih dari 30 kali, sedangkan kata “awhaytu” (aku wahyukan) hanya dipakai 8 kali. Bertolak dari data “awhayna” ini, Guntur menyatakan, proses turunnya al-Qur’an melibatkan kerja kolektif antara Tuhan dan manusia. Dari penjelasan ini, terlihat jelas betapa Guntur adalah orang yang miskin data. Menurut penelitian Tim FAKTA dengan fasilitas program al-Qur’an digital, kata “awhaytu” dalam al-Qur’an hanya ada satu kata, yaitu dalam surah al-maidah:111, Itu pun bukan tentang pewahyuan al-Qur’an, melainkan ilham kepada para pengikut setia Nabi Isa (Hawariyun). Selain itu, pemakaian kata ganti Nahnu (Kami) bukan berarti bilangan Allah itu jamak (plural), dan tidak berarti bahwa proses turunnya al-Qur’an itu melibatkan kerja sama antara Tuhan dan manusia. Dalam bahasa Arab, pemakaian kata ganti jamak untuk kata orang pertama tunggal (mutakallim mufrad) berarti penghormatan dan pengagungan (lit-ta’zhim). Tidak benar tudingan Guntur bahwa pewahyuan al-Qur’an itu hasil kerja sama antara Tuhan dan manusia dengan menyadur dan menyunting kitab-kitab sebelumnya. Tudingan ini terbantah oleh ayat al-Qur’an serah al-Baqarah:41. Dalam ayat ini Allah memakai kata ganti tunggal “anzaltu” (Aku turunkan) ketika berbicara tentang turunnya al-Qur’an. Pada ayat tersebut Allah berfirman : “Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (al-Qur’an)…”. Ketika melontarkan tudingan al-Qur’an menyadur kitab sebelumnya (baca:Bibel), lagi-lagi Guntur memamerkan kemiskinannya dalam hal data. Sebagai seorang peneliti, seharusnya Guntur membktikan tuduhannya atas berbagai pertanyaan berikut : Pertama, jika al-Qur’an adalah kitab suci yang menyadur Bibel, maka ayat Bibel mana saja yang disadur, dan ayat al-Qur’an mana yang dianggapnya menyadur itu. Kedua, Berdasarkan sejarah yang diyakini Guntur, kapan Nabi Muhammad membaca dan meneliti Bibel ketika menyadurnya dalam al-Qur’an? Ketiga, menurut al-Qur’an, Muhammad adalah nabi yang ummiy (buta aksara). Tudingan bahwa beliau menyadur kitab-kitab sebelumnya, berarti menuding bahwa beliau bisa membaca. Siapa nama guru Nabi Muhammad yang mengajarkan baca-tulis? Dalam artikelnya Guntur hanya bisa menuding tanpa membuktikan fakta dan data yang akurat. Karenanya, tudingan ini boleh disebut sebagai asbun. Secara singkat, semua tuduhan itu kandas dengan sendirinya oleh firman Allah dalam surah al-‘Ankabut:48-49 yang menyatakan Muhammad adalah nabi yang ummiy. Kenyataan bahwa al-Qur’an sepanjang sejarah dunia tidak pernah berubah setitikpun, membuktikan bahwa al-Qur’an adalah Kalamullah (firman Allah) yang redaksinya sama sekali tidak melibatkan campur tangan manusia. Sebab jika al-Qur’an adalah hasil karya manusia, pastilah dikemudian hari akan mengalami editing (perubahan), karena hasil karya manusia memiliki banyak keterbatasan. Jelaslah bahwa al-Qur’an bukan kitab saduran. Lantas siap ayang sebenarnya menyadur? Bisa jadi kelompok liberal yang menyadur fitnah-fitnah dari kaum orientalis dan misionaris. (sabili/fakta)

Ditulis dalam Umum. 1 Comment »

Pesantren Bukan Sarang Teroris

17 May, 07 – 10:24 pm
imageimageBanda Aceh — Konsulat Jenderal Amerika Serikat, Sean Stein mengatakan, pesantren sebagai lembaga pendidikan berbasis agama Islam di Indonesia bukan merupakan sumber teroris seperti yang selama ini kerap ditabalkan dunia internasional.

“Kalau ada yang bilang pesantren itu sumber teroris saya pikir mereka tidak tahu pesantren itu apa,” katanya saat mengunjungi Pesantren Al Falah Abu Lam U, bersama 17 petinggi militer AS, di Kabupaten Aceh Besar, Kamis.

Kunjungan tersebut sebagai bentuk silaturahim dan studi banding dengan melihat secara dekat kehidupan para santri dan membandingkannya dengan kehidupan santri di dua negara Islam yaitu Afghanistan dan Pakistan yang lebih dulu dikunjungi rombongan jenderal Amerika Serikat tersebut.

Menurut Sean, para jenderal militer AS itu merasa senang dapat berkunjung ke salah satu pesantren moderen di Aceh dan mereka melihat lembaga pendidikan Islam tersebut lebih maju serta didominasi santri perempuan berjumlah 300 orang, sedangkan santri laki-laki hanya 200 orang yang dinilai sebagai nilai tambah bagi perempuan Aceh.

Perempuan Aceh, katanya, tidak ingin ketinggalan dalam mencari ilmu baik ilmu pengetahuan maupun agama. Hal ini merupakan kesempatan baik bagi Aceh untuk berkembang.

Soal tindakan terorisme, Sean Stein, mengatakan tidak boleh selalu dikaitkan dengan Islam karena Islam bukan sumber teroris.

“Saya pikir satu masalah saat ini, ada banyak orang Amerika yang tidak mengerti dengan Islam dan banyak juga orang Indonesia yang tidak mengerti Amerika dan ajaran kristen,” tambahnya.

Dikatakannya, untuk menghapus stigma tersebut, sudah menjadi tugas semua pihak menjembatani perbedaan antara dua negara yang berbeda agama guna mengatasi kesalahpahaman komunikasi dan menumbuhkan pengertian, terutama tentang ajaran Islam yang selama ini salah diartikan.

Dia juga menambahkan, sebenarnya hubungan AS dengan Indonesia sangat baik dan semakin kuat, di samping itu negara adidaya tersebut juga ingin membantu Indonesia disegala bidang seperti kesehatan anak, pemberantasan KKN dan pertumbuhan ekonomi.

“Tujuan kami sama dengan tujuan pemimpin Indonesia, yakni untuk membangun Aceh yang lebih baik,” kata diplomat tersebut. antara/abi/RioL

Sean B Stein “Wong Deso” yang Berkeliling Dunia
10 May 2007 : Dengan membaca buku, kita dapat menyerap banyak informasi, dapat berkelana ke berbagai negara bahkan ke dunia dongeng sekalipun. Faktanya adalah Sean B Stein, Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Medan.

Dari hobinya membaca sejak kecil itu, ia akhirnya bisa pergi ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Sewaktu kecil, Sean mungkin takkan bisa membayangkan bagaimana masa depannya kelak tanpa membaca. Soalnya, ia hanyalah anak desa yang tinggal di pedalaman Amerika, tepatnya Huntville, negara bagian Utara Amerika Serikat yang hanya didiami 778 jiwa.

Di kota kelahirannya itu tidak ada sarana pendidikan setingkat SD, SMP, SMA. Untuk melanjutkan pendidikan saja harus ke kota besar terdekat, Saltlake City yang berjarak sekitar 100 km dari tempat tinggalnya.

“Tidak hanya di Indonesia yang ada desa, di Amerika juga ada. Tempat tinggal saya dulu sangat terisolir. Sarana pendidikan sangat minim. Saya ini juga wong deso,” kata Sean meniru Tukul Arwana yang disambut gelak tawa para pustakawan se-Sumbagut dalam sebuah acara di Perpustakaan Daerah Sumatera Utara, Rabu (9/5) kemarin.

“Beruntung sekali saya punya kepala desa yang berpikiran maju. Ia membangun sebuah perpustakaan di tempat kelahiran saya itu. Kehadiran perpustakaan itu sangat membantu membuka cakrawala saya. Impian saya ketika itu adalah ingin pergi ke daerah-daerah lain di seluruh dunia,” ujarnya.

Sejak kehadiran perpustakaan itu, orangtua Sean terus mendorongnya untuk selalu membaca di perpustakaan. Lama kelamaan, ia menjadi gemar membaca. Semua jenis buku ia lalap habis.

Karena ia yakin buku adalah jendela ilmu yang dapat menambah wawasannya. Pendeknya, dengan membaca, wawasan dan pengetahuannya semakin luas. Ia paham, buku adalah jendela ilmu.

Sean paling menyenangi buku tentang sejarah, terutama sejarah panjang perjuangan sebuah negara atau daerah. Ia mengaku, saat ini sedang menuntaskan buku tentang sejarah Aceh dan sejarah Industri Perminyakan di dunia. Dengan membaca sejarah negara itu akan membantunya memahami karakter masyarakat, budaya dan adat istiadat satu daerah. (harian-global.com)

Ditulis dalam Umum. Leave a Comment »

Penistaan Kembali Terjadi : Al-quran Berinjil

Oleh : Fakta 22 May, 07 – 9:50 am

Batu, Malang, medio awal Mei digemparkan peredaran VCD yang berisi penistaan terhadap agama Islam. Isinya ritual Training Doa oleh kelompok yang mengatasnamakan Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia (LPMI) Jatilira (Jawa Timur-Bali-Nusantenggara).

Di Jombang, kaum Muslim menemukan Alquran yang tidak biasa. Sekilas mushaf Alquran itu seperti Alquran biasanya. Namun jika setiap halamannya diteliti satu-persatu akan terdapat selembar tulisan latin berbahasa Indonesia berisi nukilan Kitab Injil.

Dua kasus ini menambah panjang deretan kasus penistaan Alquran. Tahun lalu, Forum Aksi Bersama Anti Pemurtadan (FAKTA) Sumbar menemukan 36 kesalahan penulisan ayat dalam Alquran yang sempat beredar di kalangan siswa SLTP di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Langkah penodaan ini lumayan rapi, karena sudah masuk dalam substansi Alquran.

Umat diimbau agar jangan terpancing. Kita semua berkewajiban menjaga kemurnian Alquran.

 Penistaan Alquran Kembali Terjadi 

18/05/07 – Batu, Malang, medio awal Mei digemparkan peredaran VCD yang berisi penistaan terhadap agama Islam. Isinya ritual Training Doa oleh kelompok yang mengatasnamakan Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia (LPMI) Jatilira (Jawa Timur-Bali-Nusantenggara). VCD itu sendiri kemungkinan dibuat di Hotel Asida Kota Batu, 17-20 Desember 2006, saat kegiatan itu berlangsung.

Dalam kegiatan mereka yang dokumentasikan, para peserta melakukan doa dan puji-pujian diiringi musik sebagaimana dilakukan umat Kristiani. Namun kala melakukan ritual tersebut mereka memakai busana Muslim; yang laki-laki mengenakan kain sarung, baju koko, dan kopiah bahkan ada yang bersorban sedang perempuan mengenakan baju panjang, lengkap dengan jilbab.

Dalam acara itu ada sesi: bebas mencemooh dan menghujat Alquran! Kitab suci itu ditaruh di lantai, lalu mereka mengambil posisi melingkar dan menuding-tuding serta melecehkannya. Kata-kata apapun boleh terlontar. Penghinaan itu pada intinya menyatakan Alquran adalah sumber kesesatan. Kitab Injil adalah satu-satunya sumber kebenaran.

imageDi Jombang, kaum Muslim menemukan Alquran yang tidak biasa. Sekilas mushaf Alquran itu seperti Alquran biasanya. Namun jika setiap halamannya diteliti satu-persatu akan terdapat selembar tulisan latin berbahasa Indonesia berisi nukilan Kitab Injil. Dua buah mushaf yang dicetak oleh PT Maqbul Jaya Surabaya pada tahun 1994 itu, ditemukan Taufiq, guru Taman Pendidikan Alquran Syubbanul Khoir, Desa Pojok Kulon, Kesamben, Jombang pada 7 April lalu. Kini, mushaf itu sudah berpindah ke kantor Departemen Agama Jombang.

Depag segera melaporkan temuan itu kepada pihak kepolisian setempat untuk diselidiki lebih lanjut. “Tidak mungkin dalam sebuah mushaf Alquran ada sisipan Kitab Injil kalau tidak disengaja,” katanya ujar Kepala Kantor Departemen Agama (Depag) Kabupaten Jombang Warsito Hadi.

Dua kasus ini menambah panjang deretan kasus penistaan Alquran. Tahun lalu, Forum Aksi Bersama Anti Pemurtadan (FAKTA) Sumbar menemukan 36 kesalahan penulisan ayat dalam Alquran yang sempat beredar di kalangan siswa SLTP di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Langkah penodaan ini lumayan rapi, karena sudah masuk dalam substansi Alquran.

Kesalahan penulisan itu ditemukan setelah FAKTA melakukan penelitian melalui kerja sama dengan tiga perguruan tinggi ilmu Alquran di daerah itu. Dua belas di antara kesalahan penulisan itu berupa kesalahan penulisan huruf pada ayat yang berpotensi menyebabkan kesalahan arti dan menyesatkan serta dua kesalahan penulisan nama surat.

Penelitian dilakukan FAKTA menyusul permintaan dari guru agama Islam di SLTP 1 Tilatang Kamang, Agam, yang resah menyusul ditemukannya sejumlah Alquran di sekolah itu pada tanggal 17 Juni 2004 dimana pada bagian dalam sampulnya terdapat tulisan-tulisan ajaran agama lain. Maka 200 buah Alquran itu pun disita polisi.

Jangan terpancing
Kasus penodaan terhadap kitab suci Alquran akan terus terjadi selama Islam ada. Karena itu, tak ada langkah lain kecuali, Umat Islam harus hati-hati menjaga kemurnian Alquran, jangan sampai ada yang menodai,” kata Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah Goodwill Zubir kepada wartawan di Jakarta, Jumat (4/5).

Menurut dia, kasus tersebut harus diselidiki secara cermat, dan hati-hati. “Bisa saja ini dimunculkan agar umat Islam terpancing emosinya, kemudian melakukan aksi kekerasan,” ujar Goodwill yang juga Wakil Ketua Umum PP Dewan Masjid Indonesia.

Hal senada disampaikan Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Endang Turmudzi. Ia meminta agar umat Islam berhati-hati dan tenang. Namun dia mendesak penerbit PT Maqbul Jaya harus bertanggung jawab, dan menarik Alquran yang dicetaknya dari peredaran. “Ini bukan Alquran yang murni, tapi sudah menyesatkan,” tandasnya.

Selain itu itu lanjut Endang, pihaknya meminta aparat kepolisian bertindak cepat, agar tidak menimbulkan emosi umat Islam. “Memang selalu saja ada orang yang nakal,” imbuhnya. Menurut Dirjen Bimas Islam Departemen Aganma Prof Dr Nasaruddin Umar ada pihak-pihak yang tidak komit dengan kesepakatan yang telah dibikin secara bersama. Ini jelas menyalahi etika yang sudah disepakati,” tandas Nasaruddin kepada Republika Selasa (15/5).

Berkaitan dengan masalah tersebut, sambung Nasaruddin, pihaknya telah memerintahkan kepala-kepala Kanwil (Kantor Wilayah) Departemen Agama di seluruh Indonesia untuk meminta para pimpinan agama untuk merangkul umatnya, karena umat yang tidak dirangkul bisa menimbulkan ketegangan di masyarakat. ”Kami minta para kepala Kanwil bisa melakukan tindakan tegas yang tentunya dengan cara yang bijak sehingga tidak menimbulkan ketegangan.”

Yang merepotkan, papar Nasaruddin, upaya pelecehan terhadap kitab suci Alquran tidak hanya dilakukan oleh pihak-pihak di luar Islam, tapi juga oleh sekelompok kecil intelektual Islam. ”Di sinilah perlunya usaha pencerahan terhadap Islam yang dilakukan semua pihak,” ujarnya. aji/dam/ant (RioL)

 Umat Beragama Sasaran Utama Provokator 

09 Mei 2007 : Jakarta (HumasDepag)–Sejumlah kasus penodaan agama di beberapa daerah yang terjadi belakangan ini, bisa menjadi bukti bahwa umat beragama di Indonesia merupakan sasaran utama provokasi agama yang dapat memicu konflik antar-umat beragama, demikian dikemukakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi.

“Oleh karena itu perlu adanya kewaspadaan baru di antara umat beragama agar tindakan kriminal itu tidak merembet menjadi konflik yang semakin membesar, selain juga aparat keamanan harus menindak tegas para pelakunya,” kata Hasyim pada pertemuan tokoh lintas agama di Jakarta, Rabu (9/5). Hadir dalam acara itu Uskup Agung Gereja Katolik Indonesia Kardinal Julius Rijadi Darmaatmadja dan Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pdt Andreas Anangguru Yewangoe.

Menurut Hasyim yang juga Presiden World Conference of Religions for Peace itu, fenomena maraknya kasus penodaan agama tersebut berarti mulai ada pihak-pihak tertentu yang berupaya mengganggu kerukunan antar-umat beragama. Jika hal tersebut tidak segera diatasi, dikhawatirkan akan mengganggu pula keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Hasyim meminta masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam, agar tidak mudah terhasut oleh kasus-kasus yang berpotensi mengganggu keharmonisan hubungan antar-umat beragama itu. Pasalnya, ia menduga kuat bahwa kasus-kasus tersebut memang sengaja dirancang, bukan kejadian yang tidak disengaja.

Seperti halnya dalam kasus terkini, yakni ditemukannya Kitab Suci Al-Quran yang disisipi Injil, di Jombang, Jatim. Ia mengatakan, kejadian tersebut bukan yang pertama kali. Karena, sebelumnya juga pernah ditemukan kasus serupa di Padang, Sumatera Barat, pada 2004. “Di Padang itu penerbit Al-Quran-nya sama, yakni PT Makbul Jaya. Nah, itu berarti kuat diduga bahwa kasus tersebut adalah by design,” tandasnya. (NU/KS/http:/humasdepag.or.id)

 Kok Tega Mencaci Alquran?  

18/05/07 – Omongan Dirjen Bimas Islam Departemen Agama Prof Dr Nasaruddin Umar bahwa upaya pelecehan terhadap kitab suci Alquran tidak hanya dilakukan oleh pihak-pihak di luar Islam perlu digarisbawahi. Menurut dia, sekelompok kecil intelektual Islam juga melakukannya. Betulkan begitu?

Narasuddin enggan mengurai secara jelas. Namun Ketua Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Ahdian Husaini MA mempunyai catatan panjang tentang ini. Menurut dia, ada skenario besar di balik semua kejadian itu. Hal ini tidak lepas dari tema sekularisasi dan liberalisasi Islam yang sedang digelar di Indonesia. Salah satu yang disasar adalah dekonstruksi kitab suci.

Menurut dia, proyek liberalisasi Islam tidak akan lengkap jika tidak menyentuh aspek kesucian Alquran. Mereka berusaha keras untuk meruntuhkan keyakinan kaum Muslim bahwa Alquran adalah Kalamullah, bahwa Alquran adalah satu-satunya Kitab Suci yang suci, yang bebas dari kesalahan, ujarnya, dalam diskusi menganai perkembangan terkini dunia Islam di kantor Harian Umum Republika beberapa waktu lalu.

Jangan bayangkan pelakunya hanya Orientalis saja. Banyak orang dari kalangan Muslim sendiri yang bekerja keras untuk meruntuhkan otentisitas Alquran sebagai kitab suci umat Islam. Ibarat dalam satu peperangan, para penghujat al-Quran ini laksana menikam kaum Muslimin dari belakang, ujarnya. Ia mencontohkan ada dosen Universitas Islam Negeri yang mengajak mahasiswanya menginjak-injak tulisan Allah di dalam kelas. Kasus ini mencuat pada bulan Juni 2006. Namun luput dari pemberitaan media. Sang dosen akhirnya diskors selama enam bulan dari tempatnya mengajar di IAIN Surabaya.

Adian mengurai contoh lain. Tahun 2004 IAIN Yogyakarta pernah meluluskan sebuah tesis master yang terang-terangan menyatakan Alquran bukan kitab suci. Tesis itu kemudian diterbitkan menjadi buku berjudul Menggugat Otentisitas Wahyu Tuhan, ujarnya.

Ia mengingatkan umat agar tidak terjebak pada upaya-upaya pemutarbalikkan semacam ini. “Karena dalam konsep Islam, Alquran adalah lafzhan wa ma’nan dari Allah; lafal dan maknanya dari Allah. “Alquran adalah kitab yang tanzil, yang diturunkan melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW,” ujarnya. Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH A Kholil Ridwan meminta agar segala bentuk penodaan terhadap kitab suci Alquran untuk ditindak.

”Ini jelas menunjukkan upaya untuk melecehkan kitab suci umat Islam, siapapun pelakunya,” ujar Kiai Kholil kepada Republika Selasa (15/5) malam. Dia mengutip sebuah ayat Alquran yang menegaskan bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah rela terhadap agama Islam, sampai orang-orang Islam kemudian masuk kepada agama mereka. ”Ini jelas sekali peringatan Allah SWT yang harus diperhatikan semua umat Islam. Di sinilah perlunya kita waspada terhadap tipu daya mereka jangan sampai istri dan anak-anak kita terpedaya sehingga mengikuti agama mereka,” tegasnya.

Karenanya, ia meminta umat agar kembali pada agamanya dan jangan mudah diputarbalikkan keyakinannya. Juga jangan sampai mau dimanfaatkan untuk menyerang agamanya sendiri. Bila menemukan kasus-kasus seperti itu, segera adukan ke pihak berwajib, agar diselesaikan secara hukum,” ujarnya. dam

Bila Anda Menemukan Praktik Penodaan Alquran

  1. Segera sampaikan masalah tersebut kepada tokoh agama setempat, ulama atau pun MUI, supaya dilakukan penelitian apakah betul ada penodaan.
  2. Segera melaporkan kepada pihak polisi untuk segera diambil tindakan
  3. Bisa juga masalah tersebut dilaporkan kepada KUA (Kantor Urusan Agama), Kandepag (Kantor Departemen Agama) atau pun Kanwil (Kantor Wilayah) Depag atau langsung disampaikan ke Jakarta ke Menteri Agama untuk diteruskan ke Kejaksaan Agung karena harus diusut tuntas.
  4. Hindari penyelesaian secara fisik, tetapi lebih mengedepankan hukum karena negara kita adalah negara hukum.
  5. Jangan menyelesaikan masalah tersebut dengan cara sendiri, tapi harus dengan jalur hukum. Jangan sampai menyelesaikan masalah dengan menimbulkan masalah baru.

sumber: KH Kholil Ridwan (RioL)

Ditulis dalam Umum. Leave a Comment »

KEBIJAKAN SERTIFIKASI GURU LEBIH BAIK DIEMBARGO

Koordinator Indonesian Coruptiont Watch Teten Masduki meminta Menteri Pendidikan Nasional mengembargo pelaksanaan sertifikasi guru. Jika kebijakan sertifikasi itu tetap dilaksanakan, dia khawatirkan akan memancing reaksi keras dari banyak pihak. “Terutama di kalangan guru sekolah dasar,” kata Teten ketika menghadiri seminar nasional di Purwakarta yang membicarakan tentang rencana sertifikasi guru, kemarin.


Menurut Teten, jutaan guru sekolah dasar (SD) akan menjadi korban pertama dari kebijakan menteri pendidikan yang dia nilai tidak populer itu. “Saat ini baru 50 persen guru SD yang sarjana,” kata Teten. Padahal, syarat mutlak untuk mengikuti dan mendapatkan peluang sertifikasi adalah mereka yang sudah mengantongi ijazah strata 1.


Jika kebijakan sertifikasi itu dipaksakan, Teten yakin akan menimbulkan rasa ketidakadilan. “Saya mengusulkan lebih baik aturan (soal sertifikasi guru) itu diembargo dulu,” kata dia lagi. “Bila perlu undang-undanga sistem pendidikan nasional diamandemen lagi.”


Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional Fasli Jalal sebelumnya mengatakan, guru tidak bisa secara otomatis disertifikasi. “Dalam bahasa undang-undang tertulis secara jelas bahwa guru harus mempunyai kualifikasi akademik dan kualifikasi keguruan,” kata Fasli.

Sertifikasi dipandang perlu, menilik selama ini banyak keluhan tentang guru atau dosen yang ternyata berkompetensi kurang. Data Departemen Pedidikan Nasional tahun 2001 menyebutkan, lebih dari separuh guru yang dimiliki Indonesia belum memenuhi kualifikasi mengajar, baik dari segi ilmu atau ketrampilan. Karena itulah pelaksanaan sertifikasi tadi dianggap mendesak

Sumber: http://www.tempointeraktif.com/

Ditulis dalam Berita. 2 Comments »

Telkom Luncurkan Internet Murah untuk Dunia Pendidikan

alam rangka melanjutkan komitmennya dalam pembangunan Jaringan Pendidikan Nasional (Jardiknas), Telkom meluncurkan “Speedy Community SchoolNet”, akses internet murah berkecepatan tinggi untuk komunitas pendidikan.

Humas Telkom Divre V Jatim, Djadi Soegiarto, di Surabaya, Senin, menjelaskan, melalui Speedy Community SchoolNet, Telkom berupaya memberikan akses internet murah, sekaligus mengurangi kesenjangan digital (digital divide) di dunia pendidikan.

Menurut dia, dibandingkan paket Speedy reguler, Speedy Community SchoolNet memiliki kekhususan. Speedy Community selain dapat digunakan untuk mengakses internet, dapat digunakan pula untuk mengakses intranet Jardiknas.

Telkom menawarkan dua jenis paket produk, yakni Speedy Community SchoolNet Limited dan Speedy Community SchoolNet Unlimited. Perbedaannya hanya pada besaran data yang bisa diunduh (down load) dan biaya berlangganan.

Paket Speedy Community SchoolNet Limited biaya bulanannya Rp400 ribu, sedangkan Unlimited Rp750 ribu, sedangkan “excess usage” dikenakan biaya Rp500 per Mega Byte (MB).

Selain itu, Telkom memberikan 100 persen diskon biaya registrasi untuk kontrak langganan satu tahun.

Sementara itu, bagi sekolah-sekolah yang sudah berlangganan Speedy reguler, Telkom memberikan kemudahan untuk melakukan migrasi dari paket reguler ke paket Community SchoolNet.

Melalui Speedy Community SchoolNet, Telkom berupaya untuk memperluas penetrasi Speedy.

Pada triwulan pertama 2007, pelanggan Speedy mencapai 115.979 Satuan Sambungan Layanan (SSL). Proyeksi penjualan Speedy pada 2007 tumbuh 353 persen menjadi 385.000 SSL dengan proyeksi pertumbuhan pendapatan kotor 221 persen.

Proyeksi itu memang sangat tinggi, dan oleh karenanya diperlukan dukungan ketersediaan dan kualitas alat produksi serta berbagai upaya penarifan yang semakin terjangkau oleh masyarakat, demikian Djadi Soegiarto.

Sumber: antara

Ditulis dalam Teknologi. 1 Comment »

Sukses Malaysia Tembus Kelas Dunia

Oleh ARY GINANJAR AGUSTIAN

NEGERI jiran Malaysia layak menjadi guru bagi Indonesia. Padahal, tahun 1970-an mereka berguru kepada kita. Perkembangan ekonomi berpadu dengan spiritualitas telah membuat negeri itu mampu menembus kelas dunia.

Demikian pula dengan perusahaan-perusahaan Malaysia yang berhasil masuk jajaran perusahaan elit dunia. Sebut saja Petronas yang memiliki jaringan di 34 negara dan masuk dalam 10 perusahaan dunia yang menghasilkan pendapatan (revenue) terbesar.

Training ESQ sejak tahun 2006 lalu sudah berhasil masuk ke negeri jiran bahkan sudah berdiri ESQ Leadership Centre Sdn Bhd. Sudah tujuh angkatan digelar dengan jumlah peserta menembus angka 400 orang setiap kali training. Namun, “ESQ In House Training” baru sekali diadakan dan perusahaan yang mempeloporinya tak tanggung-tanggung, Petronas!

Sejak Selasa-Kamis (15-17/5) sebanyak 250 pejabat dan karyawan Petronas mengikuti training ESQ di Hotel Marriot, Putra Jaya, Kuala Lumpur. Beberapa pejabat penting di Petronas juga ikut dalam training seperti Yasier Abdurrahman (GM Petronas Malaysian Training), Noor Raina Yeong bt Abdullah (GM HRM Petronas Carigali), dan Aminuddin Jantan (GM Coorporate ICT Petronas).

Mengapa perusahaan Malaysia seperti Petronas bisa berjaya dan menjadi perusahaan kelas dunia? Kalau kita cermati, maka jawabannya bukan sebatas pada kekuatan finansial melainkan nilai-nilai spiritualitas yang mereka pegang teguh.

Untuk bisa meraih kelas dunia membutuhkan manusia-manusia besar yang bermotivasi besar, manusia spiritual yang mampu menyinergikan kekuatan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Manusia yang memiliki motivasi untuk membentuk dirinya hingga kinerjanya mampu memberi refleksi sifat spiritual sang Malaikat Allah. Mereka bekerja dengan penuh semangat pelayanan tanpa reserve, memegang teguh semboyan “I am doing my best- my utmost”.

Dalam kompetisi menuju world class level (kelas dunia) misalnya, upaya untuk membangun spirit positif, moral, serta jiwa kooperatif di antara tim, diperlukan spiritual komitmen yang membara dalam dada. Tanpa adanya ketangguhan diri-spiritual integrity-integritas yang tinggi, impian untuk memenangkan pertarungan dunia akan jauh dari jangkauan.

Karena dalam integritas bak Malaikat Allah itulah terdapat ‘prinsip memberi’ yang penuh keikhlasan, seperti secara sukarela membagi sumber daya yang dimiliki dan secara proaktif mencari solusi permasalahan tim demi kemajuan. Semua dilakukan dengan semangat pelayanan serta ketulusan untuk memberi.

Era kompetisi yang ada di hadapan kita tak memungkinkan orang-perorangan bekerja sendirian dan tidak mungkin selalu dalam rutinitas pengawasan. Tak cukup tenaga untuk mengawasi keberlangsungan setiap pekerjaan, dari waktu ke waktu.

Seperti kompetisi lari maraton, ketika diletuskan peluru ke angkasa, seluruh pelari harus berlari secara serempak berkejaran, bekerja sama memenangkan kompetisi. Tak ada waktu berkompromi, yang ada hanya semangat untuk menang. Yang ada hanyalah strategi memenangkan sebuah keadaan, bagaimana pun tingkat kesulitannya.

Begitu banyak pekerjaan ‘ekstra’ yang tak cukup hanya dibayar dengan sejumlah tenaga dan waktu yang setara banyaknya. Apabila zaman dulu, target 2 wortel ada di depan mata, maka yang dibutuhkan bukanlah 2 kali kecepatan kelinci melompat, melainkan 5 bahkan 10 kali kecepatan kelinci melompat.

Sekarang di era kompetisi yang penuh persaingan, apabila target 5 wortel, bisa jadi yang harus dikeluarkan 10 sampai 20 kali kelipatannya. Bagi manusia-manusia yang memiliki spiritual komitmen tinggi, harganya akan terlalu murah bila dibarterkan dengan setumpuk dolar dan sejumlah penghargaan dunia karena prinsip hakiki yang dimilikinya adalah bekerja tanpa pamrih dengan penuh keikhlasan mencari keridaan Sang Pencipta.

Kerja keras serta kreativitas manusia yang tiada henti, dituntut untuk mampu menjembatani berbagai permasalahan duniawi. Tiada rasa lelah, tiada secuil kata menyerah, yang ada hanyalah spiritual komitmen akan kepastian janji Allah.

Teladan akan nilai-nilai pelayanan-pengawasan yang paripurna (the great integrity) seperti yang dimiliki seorang malaikat itulah yang harusnya menjadi satu-satunya perspektif menyeluruh, yang mampu menggerakkan prinsip bekerja kita sehari-hari. Prinsip melayani (hospitality) yang berfokus pada lillahi taala, menolong serta memberi pelayanan yang memenuhi kriteria kepuasan.

Ia juga bekerja dengan kualitas yang optimal, secara total mengerahkan segenap daya upaya demi kemaknaan yang paripurna dari Sang Pencipta. Ia tak butuh pujian atau pun penghargaan.

Baginya, cukuplah keikhlasan dalam dada mengerjakan seluruh tanggung jawab yang diemban, juga pengharapan akan reward cinta dari Sang Malaikat berupa “tepukan halus” di bahu kanannya. Wallahualam.