Buku Siti Fadilah Supari : Menguak Konspirasi Jahat AS

imageMenteri Kesehatan Siti Fadilah Supari (59) bikin gerah World Health Organization (WHO) dan Pemerintah Amerika Serikat (AS).Fadilah berhasil menguak konspirasi AS dan badan kesehatan dunia itu dalam mengembangkan senjata

biologi dari virus flu burung, Avian influenza (H5N1).

Setelah virus itu menyebar dan menghantui dunia, perusahaan-perusahaan dari negara maju memproduksi vaksin lalu dijual ke pasaran dengan harga mahal di negara berkembang, termasuk Indonesia. Fadilah menuangkannya dalam bukunya berjudul Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung. (watch the US crime on WWII )

Selain dalam edisi Bahasa Indonesia, Siti juga meluncurkan buku yang sama dalam versi Bahasa Inggris dengan judul It’s Time for the World to Change.

Konspirasi tersebut, kata Fadilah, dilakuakn negara adikuasa dengan cara mencari kesempatan dalam kesempitan pada penyebaran virus flu burung.

“Saya mengira mereka mencari keuntungan dari penyebaran flu burung dengan menjual vaksin ke negara kita,” ujar Fadilah kepada Persda Network di Jakarta, Kamis (21/2).

Situs berita Australia, The Age, mengutip buku Fadilah dengan mengatakan, Pemerintah AS dan WHO berkonpirasi mengembangkan senjata biologi dari penyebaran virus avian H5N1 atau flu burung dengan memproduksi senjata biologi.

Karena itu pula, bukunya dalam versi bahasa Inggris menuai protes dari petinggi WHO.

“Kegerahan itu saya tidak tanggapi. Kalau mereka gerah, monggo mawon. Betul apa nggak, mari kita buktikan. Kita bukan saja dibikin gerah, tetapi juga kelaparan dan kemiskinan. Negara-negara maju menidas kita, lewat WTO, lewat Freeport, dan lain-lain. Coba kalau tidak ada kita sudah kaya,” ujarnya.

Fadilah mengatakan, edisi perdana bukunya dicetak masing-masing 1.000 eksemplar untuk cetakan bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Total sebanyak 2.000 buku.

“Saat ini banyak yang meminta jadi dalam waktu dekat saya akan mencetak cetakan kedua dalam jumlah besar. Kalau cetakan pertama dicetak penerbitan kecil, tapi untuk rencana ini, saya sedang mencari bicarakan dengan penerbitan besar,” katanya.

Selain mencetak ulang bukunya, perempuan kelahiran Solo, 6 November 1950, mengatakan telah menyiapkan buku jilid kedua.

“Saya sedang menulis jilid kedua. Di dalam buku itu akan saya beberkan semua bagaimana pengalaman saya. Bagaimana saya mengirimkan 58 virus, tetapi saya dikirimkan virus yang sudah berubah dalam bentuk kelontongan.

Virus yang saya kirimkan dari Indonesia diubah-ubah Pemerintahan George Bush,” ujar menteri kesehatan pertama Indonesia dari kalangan perempuan ini.

Siti enggan berkomentar tentang permintaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memintanya menarik buku dari peredaran.

“Bukunya sudah habis. Yang versi bahasa Indonesia, sebagian, sekitar 500 buku saya bagi-bagikan gratis, sebagian lagi dijual ditoko buku. Yang bahasa Inggris dijual,” katanya sembari mengatakan, tidak mungkin lagi menarik buku dari peredaran.

Pemerintah AS dikabarkan menjanjikan imbalan peralatan militer berupa senjata berat atau tank jika Pemerintah RI bersedia menarik buku setebal 182 halaman itu.

Mengubah Kebijakan

Apapun komentar pemerintah AS dan WHO, Fadilah sudah membikin sejarah dunia. Gara-gara protesnya terhadap perlakuan diskriminatif soal flu burung, AS dan WHO sampai-sampai mengubah kebijakan fundamentalnya yang sudah dipakai selama 50 tahun.

Perlawanan Fadilah dimulai sejak korban tewas flu burung mulai terjadi di Indonesia pada 2005.

Majalah The Economist London menempatkan Fadilah sebagai tokoh pendobrak yang memulai revolusi dalam menyelamatkan dunia dari dampak flu burung.

“Menteri Kesehatan Indonesia itu telah memilih senjata yang terbukti lebih berguna daripada vaksin terbaik dunia saat ini dalam menanggulangi ancaman virus flu burung, yaitu transparansi,” tulis The Economist.

The Economist, seperti ditulis Asro Kamal Rokan di Republika, edisi pekan lalu, mengurai, Fadilah mulai curiga saat Indonesia juga terkena endemik flu burung 2005 silam.

Ia kelabakan. Obat tamiflu harus ada. Namun aneh, obat tersebut justru diborong negara-negara kaya yang tak terkena kasus flu burung.

Di tengah upayanya mencari obat flu burung, dengan alasan penentuan diagnosis, WHO melalui WHO Collaborating Center (WHO CC) di Hongkong memerintahkannya untuk menyerahkan sampel spesimen.

Mulanya, perintah itu diikuti Fadilah. Namun, ia juga meminta laboratorium litbangkes melakukan penelitian. Hasilnya ternyata sama. Tapi, mengapa WHO CC meminta sampel dikirim ke Hongkong?

Fadilah merasa ada suatu yang aneh. Ia terbayang korban flu burung di Vietnam. Sampel virus orang Vietnam yang telah meninggal itu diambil dan dikirim ke WHO CC untuk dilakukan risk assessment, diagnosis, dan kemudian dibuat bibit virus.

Dari bibit virus inilah dibuat vaksin. Dari sinilah, ia menemukan fakta, pembuat vaksin itu adalah perusahaan-perusahaan besar dari negara maju, negara kaya, yang tak terkena flu burung.

Mereka mengambilnya dari Vietnam, negara korban, kemudian menjualnya ke seluruh dunia tanpa izin. Tanpa kompensasi.

Fadilah marah. Ia merasa kedaulatan, harga diri, hak, dan martabat negara-negara tak mampu telah dipermainkan atas dalih Global Influenza Surveilance Network (GISN) WHO. Badan ini sangat berkuasa dan telah menjalani praktik selama 50 tahun. Mereka telah memerintahkan lebih dari 110 negara untuk mengirim spesimen virus flu ke GISN tanpa bisa menolak.

Virus itu menjadi milik mereka, dan mereka berhak memprosesnya menjadi vaksin.

Di saat keraguan atas WHO, Fadilah kembali menemukan fakta bahwa para ilmuwan tidak dapat mengakses data sequencing DNA H5N1 yang disimpan WHO CC.

Data itu, uniknya, disimpan di Los Alamos National Laboratoty di New Mexico, AS.

Di sini, dari 15 grup peneliti hanya ada empat orang dari WHO, selebihnya tak diketahui.

Los Alamos ternyata berada di bawah Kementerian Energi AS. Di lab inilah duhulu dirancang bom atom Hiroshima. Lalu untuk apa data itu, untuk vaksin atau senjata kimia?

Fadilah tak membiarkan situasi ini. Ia minta WHO membuka data itu. Data DNA virus H5N1 harus dibuka, tidak boleh hanya dikuasai kelompok tertentu.

Ia berusaha keras. Dan, berhasil. Pada 8 Agustus 2006, WHO mengirim data itu. Ilmuwan dunia yang selama ini gagal mendobrak ketertutupan Los Alamos, memujinya.

Majalah The Economist menyebut peristiwa ini sebagai revolusi bagi transparansi. Tidak berhenti di situ. Siti Fadilah terus mengejar WHO CC agar mengembalikan 58 virus asal Indonesia, yang konon telah ditempatkan di Bio Health Security, lembaga penelitian senjata biologi Pentagon.

Ini jelas tak mudah. Tapi, ia terus berjuang hingga tercipta pertukaran virus yang adil, transparan, dan setara.

Ia juga terus melawan dengan cara tidak lagi mau mengirim spesimen virus yang diminta WHO, selama mekanisme itu mengikuti GISN, yang imperialistik dan membahayakan dunia.

Dan, perlawanan itu tidak sia-sia. Meski Fadilah dikecam WHO dan dianggap menghambat penelitian, namun pada akhirnya dalam sidang Pertemuan Kesehatan Sedunia di Jenewa Mei 2007, International Government Meeting (IGM) WHO di akhirnya menyetujui segala tuntutan Fadilah, yaitu sharing virus disetujui dan GISN dihapuskan. (tribun-timur)

Ditulis dalam Artikel. 48 Comments »

48 Tanggapan to “Buku Siti Fadilah Supari : Menguak Konspirasi Jahat AS”

  1. ghopink Says:

    bravo Bu, Saya tunggu tokoh2 berikutnya yang lantang membongkar makar jahat kapitalisme global……………

    BrAVO INDONESIA

  2. yherlanti Says:

    BROVO BU!doa kami untuk ibu, walaupun ketika di Jenewa ibu pernah akan dibunuh oleh agen Mosad (jahanam israel), tapi yakin bu kebenaran memang harus diungkapkan dan ajal ditangan ALLOH, terus berjuang kami kaum muslim ideologis ada dibelakang ibu begitu juga para kyai ideologis ada di belakang ibu. Buat kang awan…hari senin besok 17 maret, FUI mengadakan dialog dengan bu menkes di Jakarta, kalau berminat ikut atuh diskusinya! Buat Ghopink SETUJUUUUUU MAKAR KAPITALIS GLOBAL MEMANG KUDU DIBONGKAR SAMPAI KE AKAR-AKARNYA!

  3. awan Says:

    @ghopink: trims atas dukungannya
    @Bu Y Herlanti: Trims atas kunjungannya, dan mohon maaf saya tidak bisa hadir pada acara tersebut, salam saja kepada Bu Menkes (beliau ada di blog saya hehehe) 😀

  4. Pram Says:

    Salut buat buat menteri wanita kita yang perlu dicontoh dan ditauladani. Anda adalah pelopor. Mudah-mudahan banyak yang mengikuti.

    Saya hanya punya saran, teruskanlah bu menuliskan apa-apa yang ibu tahu dan diperlukan banyak orang agar waspada dan bertambah baik hidupnya. Kalau bisa, jangan dulu katakan apa-apa yang akan ibu terbitkan. Saya kawatir ada pihak yang akan mengantisipasinya. Jadi biarkanlah saja terbit dulu semua buku atau artikel yang ibu buat untuk kepentingan bersama. Kalau sudah terbit baru sebarkan.

    Saya punya saran untuk ibu dan bapak lain yang sekiranya punya informasi yang setingkat dengan punya ibu Fadilah agar segera menuliskannya dengan hati-hati kemudian menerbitkannya ke media. Mudah-mudahan itu semua menjadi maslahat. Masa bapak-bapak nyalinya lebih kecil dari ibu Fadilah? Malu atuh!

  5. Linda Says:

    Bravo untuk bu Fadillah, salut! Saya berdoa agar ibu mendapatkan kebaikan dan keberanian untuk mengungkapkan kebenaran-kebenaran yang lainnya. Mudah-mudahan pejabat atau petinggi yang lain segera mencontoh. Jangan takut miskin dan takut kehilangan jabatan karena sebuah idealisme! Itukan hal kecil, ya bu!

    Saya sangat setuju dan mendukung pendapat Pak Pram. Sepertinya masih banyak masalah yang perlu kita ketahui dan perlu diungkap (sebagai contoh adalah Freeport, migas, alutsisa, dsb). Selain bahaya yang telah ditulis Bu fadilllah, saya juga melihat sisi lain dari akibat lain dari flue-burung; yaitu dimusnahkannya unggas hingga produk turunannya (ayam, telur, burung, dll) di indonesia akan menjadi sulit, langka, musnah, import dan mahal dari sekarang hingga beberapa tahun ke depan. Apakah ini suatu strategi yang telah dirancang ke depan atau sekedar fenomena yang terjadi secara kebetulan?

  6. leelly Says:

    salut Mom…. teruskan perjuangan melawan neoimperialis dan neoliberisme dunia yang bertopengkan demokrasi dan transparansi…… semua masyarakat Indonesia membutuhkan orang seperti Ibu…..

  7. www.perantara.net Says:

    hebat yah .. tapi beli bukunya dimana yah ? biar tambah mantap heheh

  8. awan Says:

    @perantara.net: sepertinya bukunya masih terbatas 😀

  9. Dillah Says:

    Menkes kita itu orang Indonesia, saya pernah denger, saat ini ada dua orang yang sedang di incar “dibenci” oleh pihak US. adalah: 1. Mahmoud Ahmadinejad (Presiden Iran) dan 2. Fadillah Supari (Menkes Indonesia). Yang menarik adalah: dua-duanya menjadi tokoh idola saya.. hehehe…..

    Memperjuangkan hal yang benar dimana ketidak benaran sudah menjadi hal yang mayoritas bukan perkara mudah, perlu nyali, kerja keras dan semangat juang yang tinggi. Melihat back ground sekilas mengapa Bu Menkes benar-benar naik pitam mengenai masalah H5N1 terhadap US, setidaknya menjadi contoh figur kita semua (masyarakat indonesia) untuk bekerja dan bertindak lebih baik kepada sesama.

    Pertanyaannya: Sejauh mana kita bisa memperjuangkan hak-hak orang lain diatas ketidak adilan? paling tidak di lingkungan terkecil kita?

    Untuk itu marilah kita saling menolong dan membantu sesama, dimulai dari komunitas terdekat dan terkecil yang ada di sekitar kita.

    Hidup Ahmadinejad…
    Hidup Fadillah Supari…
    Maju terus Indonesiaku…

  10. awan Says:

    @dillah:wah semangat sekali, mari kita bersemangat untuk memperjuangkan kebenaran. 😀

  11. tierainrie Says:

    Hiks…sempet nangis tuh baca bukunya…keren abis…
    Seorang putri Solo yang kekeuh mempertahankan kedaulatan negara…
    Mudah-mudahan semua yang diperjuangkan nggak pernah sia-sia..
    Biarpun nggak didukung sama manusia..
    Asal yakin memperjuangkan yang haq, Insya Allah selelu didukung Allah SWT
    Ibu…moga-moga semoga makin banyak putri-putri Indonesia yang berfikir ilmiah, menjadi ‘the true scientist’ yang tidak memihak dan selalu memperjuangkan yang hak, serta mempunyai semangat nasionalisme seperti Ibu..
    Seperti ayat Al Quran yang selalu dikutip oleh Ilmuwan Alm. Prof. Andi Hakim Nasution (My Favourite Indonesian Scientist)
    “Dan janganlah kamu baurkan yang hak dan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu kalau kamu mengetahuinya” (Q. S. 2:42)
    Semangat!!!

  12. cleopatra Says:

    bagus bener neh langkah ibu kesehatan kita yg satu………salutttttttttttttt…………………………..
    bukunya msh beredar ga ya ?…pengen beli…

  13. cleopatra Says:

    bagus bener neh langkah ibu kesehatan kita yg satu………salutttttttttttttt…………………………..

    bsalutttttttttttttt
    saluttttttttttttt
    bukunya msh beredar ga ya ?…pengen beli…

  14. dayutiwi Says:

    salut buat bu menteri. sepertinya sby sendiri ga seberani itu ya?mungkin bu menteri ‘got nothing to lose’…angin segar di tengah sikap penurut pemerintah kita…
    buku ini memberi wawasan kritis dlm urusan kesehatan bayi saya

    http ://www.dayutiwi.wordpress.com

  15. eko sasmito Says:

    saya salut dan bangga degan apa yang telah ibu perjuangkan.amerika dan kompatriotnya memang bajingan!!!mau enaknya sendiri.menghembuskan isu HAM,democrazy dan terorisme untuk kepentingan mereka.katakanlah kita kalah melawan mereka,itu gak masalah.kita harus perangi mereka dengan berbagai cara.itu kezaliman.kita berjuang untuk KEHORMATAN dan HARGA DIRI.Sekali lagi aku tunggu buku buku perjuanganmu bu menteri.

  16. zinnirah Says:

    subhanallah, salut untuk ibu siti fadila……tp jika hanya ibu mentyeri sendiri yang berani menetang konspirasi global tidak akan berdampak lebih, makanya mari kita bahu memabhu membokar segla makar2 amerika dan sekutunya…karena dengan itulah kita bisa menyelamatkan dunia…ibu siti berani kok pak SBY gak berani….???

  17. mery Says:

    saya turut mendukung perjuangan ibu…maju teruss!!
    saya gemes ko bukunya blum sampe ke kaltim..

  18. Dyah Ayu F. Pintasari Says:

    It’s Time for the World to Change. Perlu diungkap pula konspirasi menyangkut HIV / AIDS. Patut diduga bahwa Western Science sudah menemukan penyebab timbulnya ” HIV ” serta cara perawatan yang efektif untuk penderita AIDS. Sebagian ilmuwan negara Adi Daya patut diduga sengaja merahasiakan hasil penemuan mereka demi untuk melindungi kepentingan nasional negara mereka antara lain kepentingan ekonomi mereka. Prof Dr Etienne de Harven ( University of Toronto ) th 1998 menulis : ” Dominated by the media, by special pressure group and by the interests of several pharmaceutical companies, the AIDS establishment efforts to control the disease lost contact with open-minded, ………. “. Bangkitlah para ilmuwan peneliti Indonesia, jangan silau dengan Western Science dan percaya begitu saja dengan hasil penelitian mereka yang dipublikasikan. Hasil penelitian apapun yang berkaitan dengan elemen mikro, tidak bisa langsung dipercayai sebagai sesuatu hasil yang sudah final. It’s Time for the World to Change.

  19. awan sundiawan Says:

    @untuk semuanya: trims atas kunjungan dan komentarnya 😀

  20. JokJok Says:

    Nice posting….
    Jadi bingung sama media kita
    Tokoh kita yg bikin heboh dunia (positip) kok pemberitaannya “melempem” ya di negara kita
    Apa pada gak tau/pura pura gak tau/gak tau sama sekali ??
    Cape deh…….

  21. Sumardiyanto Says:

    Dibanding para komentator di atas saya sebagai orang awam mungkin memberi tanggapan dari sisi yang berbeda. Kita akan bangga jika kita bisa mempunyai orang yang gigih membela harkat dan martabat bangsa, asal….pembelaan tersebut bukan berdasar pada peng-kambinghitaman negara lain atas situasi rumit yang terjadi berkaitan dengan virus H5N1 di negeri ini. Kalau ada tudingan “membuat senjata biologi dengan virus H5N1” kok sebagai orang awam rasanya kok aneh bener. Soalnya sifat virus itu sangat menular dan dengan cepat akan sampai ke sisi benua lain dan beberapa minggu. Bukankah akan sangat beresiko bagi si pembuat senjat a biologi tersebut soalnya kan dapt menjadi senjata makan tuan. Berkaca dari Pandemi Influenza 1918 yang menelan hampir 50 jt penduduk dunia, ada baiknya kita melihat kita sebagai bagian dari komunitas dunia yang secara bersama-sama memerangi H5N1, bukan secara eksklusif “menguasai” virus mematikan tersebut. Apalagi dari dulu yang diucapkan pemerintah cuman retorika melulu. Kita khawatir, virus yang sudah menelan korban manusia yang paling banyak di dunia ini, di Indonesia cuma dipelototin tok tanpa diapa-apakan. Bisa-bisa tingkat mutasinya lebih cepat dibanding kerja keras ilmuwan kita untuk menghasilkan vaksinnya. Cepat tanggap menghadapi H5N1 jauh lebih bermanfaat bagi rakyat banyak dibanding mengumbar retorika dan peng-kambinghitaman negara lain yang belum tentu benar dan bisa menjadi fitnah.

  22. Adrian Says:

    Menanggapi komentar Bung Sumardiyanto :

    “…ada baiknya kita melihat kita sebagai bagian dari komunitas dunia yang secara bersama-sama memerangi H5N1, bukan secara eksklusif “menguasai” virus mematikan tersebut.”
    Bukankah perjuangan Ibu Siti Fadilah merupakan salah satu wujud nyata kesadaran bangsa Indonesia sebagai bagian dari komunitas dunia yang memerangi H5N1? Yang berusaha mengembalikan keadaan pada jalurnya, memerangi bersama bukan mencari keuntungan semata?

    “…Cepat tanggap menghadapi H5N1 jauh lebih bermanfaat bagi rakyat banyak dibanding mengumbar retorika dan peng-kambinghitaman negara lain yang belum tentu benar dan bisa menjadi fitnah”

    Kalo belum tentu benar, kenapa “Pemerintah AS dikabarkan menjanjikan imbalan peralatan militer berupa senjata berat atau tank jika Pemerintah RI bersedia menarik buku setebal 182 halaman itu”?
    Saya rasa Amerika sebagai pihak yang dirugikan juga lebih tahu cara menghadapi individu atau negara yang telah berani “mengumbar retorika dan peng-kambinghitaman negara lain yang belum tentu benar dan bisa menjadi fitnah” tsb dengan lebih baik. Toh pengadilan dunia sudah ada kan? Kenapa tidak membawa Ibu Siti Fadilah kesana? Dan apabila mencoba melihat dari spektrum beberapa orang yang penuh kecurigaan, mengapa tidak mencurigai hilangnya Epidemic H5N1 ini setelah Ibu Siti Fadilah mengungkapkan pandangan dan fakta yang diketahuinya di dalam sidang Pertemuan Kesehatan Sedunia di Jenewa?

    Mungkin kita sebagai pembaca harus lebih bijaksana dan mulai mencoba untuk tidak menghakimi sendiri pihak2 terkait dalam masalah ini secara gamblang, yang saya rasa telah Bung Sumardiyanto nilai menurut kemegahan dan kebobrokannya semata.

    Pemerintah Indonesia mungkin sudah banyak mengecewakan anda, tetapi kita semua dapat melihat perjuangan untuk mengembalikan kepercayaan rakyat dari pemerintah Indonesia yang rasanya akan menjadi sia-sia apabila rakyat tidak memberikan kesempatan pada mereka. Lagipula, tidak semua “isi” Indonesia adalah kebobrokan, tetapi kita mungkin memang butuh kebesaran hati untuk mengakui kebesaran dan kehebatan “isi” negara kita tersebut.

    Mungkin Bung Sumardiyanto dapat melihat spektrum yang dilihat oleh Ibu Siti Fadilah dan seluruh pihak yang mendukungnya setelah membaca buku tersebut. Dan saya rasa setelah anda membacanya, anda akan dapat melihat fakta dan kebenaran dibalik semua “retorika dan peng-kambinghitaman negara lain” yang anda katakan. Kalo dunia bisa melihat fakta itu, kenapa anda tidak? Kalo memang kebenaran yang telah terungkap, kenapa harus terus bersikap curiga?

  23. eko jogja Says:

    nah model-model kayak sumardiyanto ini yang bisa ditengarai segai antek2nya america.nasionalisme tipis.bung, singkirkan pandandan sempit anda yang mungkin dlatarbelakangi ideologi yang berbeda.ini masalah BANGSA. masalah kita bersama.jangan anda hanya menyalahkan pemerintah,karena pada dasarnya kesalahn it,jikapun ada, tak lepas juga dari sikap tunduk,membungkuk-bungkuk dan termehek-mehek kepada bangsa asing(baca amerika)dan lembaga2 international yang sebetulnya juga lembaga sampah yang dibelakangnya bermain kepentingan2 kapitalis yahudi.
    jika anda merasa orang indonesia dan mencintai negeri ini,sadarlah bung sumardiyanto,bangsa indonesia butuh orang-orang pemberani kayak bu siti fadillah.kalo mental ideologinya seperti anda semua maka akan sangat cemen nya negara kita.HANCURKAN AMERICA!!!!!

  24. sigit pdg Says:

    Mantap…Ibu menkes RI…
    mudah2n semua perjuangan ibu selalu diberikan kelancaran dan
    kebarokahan…untuk bangsa, negara, dan agama…Amiin….

  25. Sumardiyanto Says:

    Menanggapi komentarnya sdr. Eko Yogya terhadap saya, rasanya kok saya tidak cocok. Saya cuma melihatnya dari kacamata awam yang tak tahu menahu soal politik sama Amerika kek, Inggris kek, saya tidak tahu. Mungkin bacaan tersebut konsumsinya orang-orang pinter kayak anda. Tapi kalau soal janji-janji produksi massal vaksin sampai sekarang belum ada realisasinya tuh. Kata siapa flu burung sudah menghilang (menurut sdr. Adrian) masih terus terjadi di tempat lain dan mungkin beritanya tak sampai ke telinga kita. Apalagi bantuan dari negara lain dalam bentuk dana bukan untuk menanggulangi virus tersebut, sebagian malah di korupsi. Bangsa macam apa kita ini. Keinginan saya cuman satu , produksi massal segera vaksin flu burung agar rakyat terselamatkan dari pandemi influenza.

  26. didi Says:

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Para pembaca semoga dirahmati Allah

    Inilah contoh kebebasan yang kebablasan walau niat Beliau adalah sangat mulia,,, tidak ada yang meragukan itu, kita harus huznuzzon (berbaik sangka)

    Sebagai seorang staf bagi Presiden (Imam bagi negara RI) seharusnya Beliau membicarakan temuan Beliau tersebut pada Presiden RI, bukan trus menulis buku dan dibaca oleh siapapun shingga bisa menimbulkan hal hal yang justru bisa juga merugikan Bangsa Indonesia sendiri dibandingkan tujuan Beliau yang baik tentunya.

    Setelah hal ini ditangan Presiden maka adalah hak dan kewajiban Presiden untuk menindak lanjutinnya tentu dengan berbagai pertimbangan yang komprihensif dan semua ini adalah rahasia negara yang tidak harus setiap orang mengetahuinya,,untuk apa ,,,apa yang bisa diperbuat masyarakat….Kalau cumann demo atau maki maki Amerika masih mending gimana kalau nanti ada yang ngebom lagi secara sembarangan,,,lalau ujung ujungnya umat islam juga yang ditindas dan dituduh terorris bahkan orang yang menjalankan perintah Allah juga bisa dituduh teroris.

    Dalam kaidah islam pertimbangan terhadap berbagai hal adalah pertimbangan mafsadat(manfaat) dan mudhorat(keburukan) bagi umat islam itu sendiri. Dan mestinya setiap orang islam berjalan diatas tugasnya masing masing menjalankan amanah sesuai kemampuan dengan teratur bukan sembarangan dan emosi belaka.

  27. arhan Says:

    salam hormat yang setinggi-tingginya buat ibu mudahan presiden terpilih berikutnya tetap mempertahankan ibu walaupun tidak jadi dapat bantuan alat-alat pertahanan dari negaranya mr. obama

  28. arhan Says:

    dan buat pak didi selamat atas kritikannya terhadap bu fadila mudah2an berikutnya anda dipilih jadi menteri atau calon aja jadi presiden tapi asal tau aja tidak ada yang pilih loe !!!!

  29. kafka pizechust Says:

    ehm… salut buat ibu fadilah.. kalo boleh ngasih masukan.. Gimana kejelasan NAMRU 2 di Indonesia, sampai saat ini masih ngambang… tanpa kepastian…!!!

  30. andy Says:

    bravo bu… memank penelitian namru sampai saat ini tidak jelas apa yang dilakukan selama ini.Sangat tertutup,terorganisir, dan tersembunyi aktivitasnya dari khalayak ramai. saya pernah suatu hari masuk ke daerah tersebut (NAMRU) namun hanya sampai sisi luarnya. Ketika ingin memasuki wilayah tersebut, sangat ketat sekali penjagaannya. 2 kali saya dilakukan pemeriksaan yang sangat ketat. Awalnya saya tidak mengetahui tempat tersebut, karena keberadaanya sangat sepi tidak tampak aktivitas lalu lalang orang seperti biasanya. Tapi yang saya lihat hanya banyak kendaraan pribadi milik kedubes US dengan nopol khusus. Bangunannya tampak dari luar seperti rumah-rumah tua seperti di kawasan jakarta kota.sayangnya saya tidak dapat akses masuk ke dalamya.

  31. the reader Says:

    @pak didi: anda hidup dijaman apa ya..?? kok terbelakang sekali siy cara berpikirnya. Freedom of speak is one on Human Right’s.

    Dan menurut saya apa yng disampaikan ibu Siti Fadilah Supari lebih bnyk manfaatnya dibanding mudharatnya. Soal reaksi orang orang islam indonesia.., justru ini Pekerjaan Rumah sbagai orang muslim dan indonesia agar tidak menjadi orang BODOH dan bisa berpikir strategis dan intelektual dalam menyikapi kecurangan2x negara2x BARAT terhdap negara@x BERKEMBANG seperti kita. Untuk itu sbgai umat MUSLIM kita harus PINTAR jgn membatasi diri dan memebuat diri kita sendiri menjadi BODOH.

    Allah jg berfirman, bahwa Allah menaikkan derajat orang2x yg berILMU dan berIMAN.

    BRAVA dan SALUT untuk ibu SITI FADILAH SUPARI, TERUSLAH BERJUANG untuk INDONESIA…!, walaupun sudah tidak menjabat sbgai Menteri Kesehatan lagi.

  32. cecep Says:

    @Pa Sumardiyanto dan Pa Didi Anda berdua harus banyak-banyak membuka wawasan dan mata hati. Sekedar saran refrensi buku, bisa baca buku berjudul “Di Balik Bayangan Gurita”.
    Buat Ibu Siti, saya bangga mempunyai pejabat seperti ibu, walaupun ibu sekarang sudah tidak menjabat, teruskan perjuangan melawan kesewang-wenangan negara maju. Semoga akan muncul ibu-ibu seperti ibu Siti yang berani melawan negara maju.
    Semoga banyak pejabat negara yang mencontoh keberanian hati, lisan dan perbuatan ibu. Berani karena benar, insyaALLAH ALLAH SWT melindungi dan menolong kita semua, aamiin.

  33. ikhwan Says:

    salut buat bu siti fadillah..saya jadi ingat kasus vaksin calon jamaah haji yang ada insur babinya..kalo tidak diungkap , gimana yaa???…..katakanlah yang benar itu benar meskipun pahit.. saya pun jadi menduga-duga kenapa bu siti fadillah tidak terpilih jadi menkes lagi….

  34. bamruno™ Says:

    Bangsa ini butuh wanita2 pemberani sprti bu siti fadilah…, mari kita dukung perjuangannya !!!

  35. Pembela yg bener Says:

    Wach trnyata teh yg bener ko jd tertindas,
    g ngerti dgn zaman skrg,
    serba terbalik…

  36. Engineer Says:

    sayangnya bu siti ga kepilih jadi mentri lagi, malah digantikan sama penelitinya NAMRU di kabinet yang sekarang.

  37. DR.Susilo Pradyarto Says:

    Saya Sebagai Kepala Puskesmas sekaligus Dokter sekaligus Hobi banyak membaca sekaligus suka membaca biografi Para Nabi dalam Kitab Kitab sucinya & Para Pahlawan Nasional, dan Saya lebih menggerakan Puskesmas untuk Komitmen kepada Masyarakat, maka : Terus Berjuang Bu : Begitu Banyak Nabi dicemooh, Tetapi sebagaimana Para Nabi & Dan Para Pahlawan Nasional yang dalam Perjuangannya kadang di hambat oleh Para Pengkhianat Bangsa,juga Para Nabi yang jelas di Semua Kitab Suci dimusuhi oleh Ahlul Hawa, dan juga disebutkan di Kitab Suci: Sungguh Kebanyakan Mereka tidak mengerti, Sungguh amat sedikit Hambaku yang Bersyukur & Mau Merenung. Maka Hanya satu Semangat : Berjuang untuk Mengabdi pada Yang Maha Kuasa dan tidak sedikitpun mengarap balasan manusia maka Semangat Kita tak akan pernah Mundur & Apa yang akan kita lakukan terus akan bermakna, Karena Tuhan Yang Maha Esa tidak Pernah Tidur, Tidak Pernah Terlena. Kenapa Dunia yang Tuhan Ciptakan ada Kebaikan & Ada Kejahatan, KARENA UNTUK MENGUJI HATI KITA => Condong Kemana….!!!!
    Mengabdi pada Siapa…..!!!! Murni ataukah berpilah….!!! Untuk itulah Syurga & Neraka diciptakan. Maka Selalu dalam Prinsip Ibadah : Ilmu Sebelum Beramal.
    Selamat Berjuang Ibu……..!!!!!!!

  38. m03m3d Says:

    Great, 4 thumbs up for this mom.

  39. koko doang Says:

    Buku Dasyat…
    sedasyat orangnya…
    wajib baca!!!
    ga bakalan bosan dari pertama sampai halaman terakhir
    aku aja baca cuma butuh 2 jam…
    waktu tercepat seluruh buku tebal yang pernah aku baca.
    Maju trus bu Siti Fadilah…

  40. Anak Ajaib Says:

    Kalau ibu Siti Fadilah membaca artikel ini, mohon kebijakannya.

    Saat ini telah banyak sekali rakyat Indonesia yang ter-inveksi virus HIV/AIDS. Kalau kita iseng jalan-jalan ke beberapa klinik metadone yang berada di kota Jakarta atau mungkin beberapa kota lainnya yang sudah menyediakan klinik ini bagi pengguna narkoba jenis putaw, disana kita dapat melihat puluhan mungkin ratusan orang yang menunjukkan gejala ter-inveksi virus HIV/AIDS seperti luka nanah yang berada di sekujur tubuh beberapa diantara mereka.

    Belum lagi kalau kita melihat banyaknya orang yang sudah mendaftarkan diri di beberapa klinik VCT. Yang sudah terdaftar saja mungkin sudah mencapai puluhan ribu (apalagi yang tidak memiliki keberanian untuk mendaftarkan diri).

    Seperti yang kita ketahui bahwa gejala awal orang ter-inveksi virus ini tidak akan kelihatan ketika ter-inveksi 8-10 tahun, ada kemungkinan jumlah penduduk kita yang sudah terinveksi virus ini pada saat ini sudah mencapai jutaan orang. Karena virus ini sangat banyak hal yang memungkinkan untuk penularannya, seperti pemakaian pisau cukur, sikat gigi, alat gunting kuku yang berbarengan selain dengan berhubungan seks (maaf).

    Saat ini sudah santer informasi tentang anak bangsa yang berasal dari Kabupaten Titawai, Maluku Tengah yaitu Bapak Raja Josias Hehanussa yang berhasil menemukan obat herbal untuk para penderita HIV/AIDS (http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2426856) .

    Namun hingga kini beliau mendapatkan kesulitan untuk mem-patenkan obat penemuan beliau yang menurut kabar berita karena obat beliau adalah berbentuk herbal. Bahkan ada yang mengatakan karena tidak menguntungkan beberapa pihak di beberapa departemen.

    Yang menjadi pertanyaan kami adalah, apakah kebijakan pemerintah menanggapi informasi tentang ini?

    Kapankah pemerintah bisa membantu beliau untuk mem-patenkan temuannya hingga kemudian dapat mem-produksinya secara massal (sebelum epidemi terjadi) tentunya dengan bantuan dana dari pemerintah dengan beberapa imbal balik buat pemerintah ke depan?

    Kami yakin di kemudian hari negara kita akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar dari orang asing yang berobat ke Indonesia sesuai dengan ikatan kerjasama antara pemerintah dengan beliau yang tidak merugikan rakyat (penderita) dalam negeri.

    Mohon kiranya pemerintah memperhatikan informasi ini sebelum epidemi dan kematian secara massal dan mengerikan terjadi di negara kita.

    Marilah kita menghilangkan kepentingan-kepentingan yang menguntungkan pihak asing dan membunuh rakyat kita. Karena santer terdengar bisnis ARV adalah bisnis yang sudah di rancang oleh mafia medis negara asing.

    Jangan biarkan rakyat kita punah karena keterlambatan tindakan pemerintah dalam memberikan kebijakan. Terima Kasih

  41. astri dewi anggraini Says:

    salam perjuangan
    saya bangga terhadap perjuangan mantan bu menkes.
    semoga akan lahir kelak srikandi2 indonesia yang berjiwa patrotik seperti ibu.

  42. ahsanfile Says:

    Ooo ternyata begitu yah…
    parah neh AS

    tapi yang lebih parah koq pak presiden minta buku itu ditarik…
    ada apa ini ???

  43. masfufah hasyim Says:

    Yth. Ibunda Siti Fadilah Supari yg dimulyakan Allah ,
    Kami rakyat Indonesia yg masih punya nurani , paham betul dg perjuangan ibu , demi kepentingan rakyat jelata .
    Teruskan perjuangan ibu , jadi apapn tdk masalah, berjuang dimanapun . lewat apapun bisa.
    Semoga Allah swt senantiasa melindungi dan membantu ibu dlm segala aspek serta meridlainya . amin .

  44. datia Says:

    dari dulu badan-badan pbb hanya jadi alat buat AS dan sekutunya, mereka memang licik dan pintar membodohi negara-negara berkembang seperti indonesia. Saya pilih Amien Rais deh jadi Presiden, biar gak takut sama AS dan gak sumuhun dawuh kaya SBY.

  45. zulfikri Says:

    klo suatu masalah sdh masuk ranah politik,semua bs menjadi kacau,,sy selaku pribadi sangat menyanyangkan beliau lengser menjadi menteri kesehatan dan di ganti dgn alm.ibu endang,,,salah satu penyebab ibu fadillah lengser adalah faktor tsb di atas….

  46. Sims 3 Says:

    C:\program files\Electric Arts\EADM\bin\TS3EP02. Decide on
    the possibility Present concealed information, folders and drives.
    One more would probably be the lucky one.

  47. awan sundiawan Says:

    @all: terima kasih atas kunjungan, apresiasinya.

  48. upank Says:

    SLAMAT..IBU,Semoga apa yg di perjuangkan,mendapat balasan.
    Dan smnga ada lagi pahlawan seperti IBU.
    SALUT BUAT IBU.


Tinggalkan komentar