Ruang ini merupakan tempat peristiwa sejarah yang pertama dalam persiapan
Perumusan Naskah Proklamasi. Setelah kembali dari Rengasdengklok tanggal 16 Agustus 1945, Pukul 22.00 WIB, Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Mr.Ahmad Soebardjo, diterima oleh Maeda di ruang ini.
Ruang ini merupakan tempat dirumuskannya naskah proklamasi.
Dini hari menjelang pukul 03.00 WIB, Soekarno, Hatta dan Ahmad Soebardjo memasuki ruang II ini dan mengitari meja bundar, untuk mermuskan konsep naskah proklamasi. Soekarno yang menuliskan konsep naskah proklamasi di atas secarik kertas, sedangkan Hatta dan Ahmad Soebardjo menyumbangkan pikirannya secara lisan.
Konsep Teks Proklamasi Kemerdekaan yang ditulis di atas secarik kertas oleh Bung Karno
Ruang Pengetikan Naskah Proklamasi
Ruang ini merupakan ruang pengesahan/penandatanganan naskah proklamasi. Konsep naskah Proklamasi diutarakan oleh Soekarno kepada hadirin di ruang ini dan dibacakan secara perlahan lahan berulang – ulang dan beliau meminta persetujuan atas rumusan naskah proklamasi tersebut. Jawaban hadirin adalah setuju. http://www.munasprok.go.id/
Agustus 14, 2008 pukul 6:37 pm
Ini toh rumanya Admiral Maedah 🙂
Jadi ngebayangin gimana khidmadnya waktu detik2 akan dibcakannya Proklamasi yg merupakan pernyataan nasib bangsa kedepannya 😀
Agustus 15, 2008 pukul 7:00 pm
semoga negara ini benar2 merdeka
Agustus 18, 2008 pukul 5:34 am
Stop perselisihan faham antar umat Beragama, semoga bangsa Indonesia bersatu untuk meningkatkan kualitas hidup terutama disektor ekonomi, dan meningkatkan kualitas rasa saling menghormati dan menghargai hak-hak orang lain, demi menuju kedamaian dan kestabilan keamanan, juga persahabatan yang sehat.
Dirgahayu Indonesiaku!
Agustus 20, 2008 pukul 4:07 pm
saya berterima kasih kepada para pahlawan yang telah membebeaskan bangsa ini dari jajahan bangsa lain.
Agustus 21, 2008 pukul 12:47 pm
kursi di ruang maeda pada gambar pertama, bagus sekali modelnya, nyaman.
Agustus 21, 2008 pukul 12:52 pm
tunggu yang #6
gambarnya pasti lebih bagus lagi
Maret 13, 2009 pukul 4:21 pm
Gimana ya, kalo aku ada di sana nonton pembuatan teks proklamasi? Pasti seru… nggak bakalan ngantuk, and yang pasti terkenal karena bisa jadi saksi sejarah…. He,He,He..
April 4, 2009 pukul 5:43 pm
mana gambarnya?kalau ada sy mau minta,apa sy yg gaptek ya
April 17, 2009 pukul 9:20 am
mengapa sampai timbul dekrit prsident5juli 1959
Mei 20, 2009 pukul 3:53 pm
Sejarah
Duh, Apa Perlu Ditunjuk Duta Museum?
DHONI SETIAWAN/KOMPAS.COM
Ilustrasi: Pengunjung menikmati Wayang Golek di Museum Wayang, Jakarta Barat. Banyaknya pilihan tempat rekreasi yang menarik kini ikut mempersempit kemungkinan generasi muda berkunjung ke museum.
/
Artikel Terkait:
• Cahaya Kamera Percepat Rusaknya Koleksi Museum Wayang
• Museum Bahari Perlu Direnovasi
• Cegah Pencurian, Museum Nasional Perbanyak CCTV
• Pengelolaan Museum Berbasis TI dan Konservasi
• Museologi, Ilmu Apa Itu?
Selasa, 19 Mei 2009 | 12:14 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Walaupun museum banyak menyimpan catatan sejarah, minat generasi muda untuk mengunjunginya masih sangat rendah. Salah satu penyebab adalah kian banyaknya pilihan tempat rekreasi menarik, yang mempersempit kemungkinan generasi muda berkunjung ke museum.
Wacana tersebut mengemuka dalam diskusi Menumbuhkan Minat Generasi Muda Terhadap Museum dan Sejarah, Senin (18/5) di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta. Menurut sejarawan Dasman Djamaluddin,
diskusi tersebut sangat menarik karena, ke depan, museum harusnya betul-betul bisa menjadi arena pembelajaran bagi generasi muda, yaitu sejarah, kebudayaan, sekaligus juga sebagai arena rekreasi.
“Sehingga para generasi muda bisa mengenal sejarah lebih dekat dan lebih rinci, sebagai wujud cinta pada sejarah negerinya sendiri dan mengetahui makna pentingnya sejarah bagi kemajuan negara,” kata Dasman.
Selain itu, Dasman menambahkan, sangat disayangkan bahwa makna dan pentingnya sejarah masih belum menjadi prioritas dalam nilai akademis siswa. Kendalanya, pemasaran museum kurang maksimal dalam menarik perhatian masyarakat, di samping pemerintah pun kurang bekerja sama dengan berbagai instansi terkait untuk meningkatkan jumlah pengunjung museum.
Hal itu, tambah Dasman, berlaku juga pada slogan “Visit Indonesia Year”. Di mata Dasman, slogan tersebut cenderung lebih melirik bidang pariwisata, ketimbang museum sejarah.
“Harusnya juga dipikirkan bagaimana ke depan kita bisa menarik minat generasi muda berkunjung ke museum. Apakah perlu ditunjuk duta museum atau boleh juga dipertimbangkan masuknya musik ke dalam museum?” kata Dasman.
Agustus 15, 2009 pukul 11:11 am
gak lengkap!! mana gambarnya. . . . .
September 30, 2009 pukul 1:51 pm
saya berterimah kasih kepada semua pahlawan bangsa yang telah membuat bangsa indonesia merdeka
Desember 10, 2009 pukul 11:30 am
oke
Desember 10, 2009 pukul 11:35 am
Kenapa sekarang banyak anak muda tidak mengenal sejarah bangsa, apakah karena kurikulum pelajaran sejarah disekolah dikurangi seperti di SMK dulu berdiri sendiri sekarang malah digabung dengan pelajaran lain dalam pelajaran IPS. disamping itu jarang ada acara dimuseum yang mengundang anak sekolah. satu lagi anak sekolah lebih suka wisata ke tempat yang gelamor daripada ke museum.
April 29, 2010 pukul 4:37 pm
mnurutq ank muda yang g tau sejarah adlah ank muda yg g tau cpa drix sndri
April 30, 2010 pukul 9:02 am
@all: semoga bermanfaat, dan anak muda sekarang lebih menumbuhkan rasa menghormati arti sejarah.
Agustus 17, 2011 pukul 4:46 am
katanya tanggal 17 agustus 1945 bertepatan sama bulan puasa ya? jam 03.00 masih rapat. apa mereka ga sahur…. itu pertanyaan saya.