Seputar Proklamas #5: Museum Perumusan Naskah Proklmasi



Ruang ini merupakan tempat peristiwa sejarah yang pertama dalam persiapan
Perumusan Naskah Proklamasi. Setelah kembali dari Rengasdengklok tanggal 16 Agustus 1945, Pukul 22.00 WIB, Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Mr.Ahmad Soebardjo, diterima oleh Maeda di ruang ini.


Ruang ini merupakan tempat dirumuskannya naskah proklamasi.
Dini hari menjelang pukul 03.00 WIB, Soekarno, Hatta dan Ahmad Soebardjo memasuki ruang II ini dan mengitari meja bundar, untuk mermuskan konsep naskah proklamasi. Soekarno yang menuliskan konsep naskah proklamasi di atas secarik kertas, sedangkan Hatta dan Ahmad Soebardjo menyumbangkan pikirannya secara lisan.


Konsep Teks Proklamasi Kemerdekaan yang ditulis di atas secarik kertas oleh Bung Karno


Ruang Pengetikan Naskah Proklamasi


Ruang ini merupakan ruang pengesahan/penandatanganan naskah proklamasi. Konsep naskah Proklamasi diutarakan oleh Soekarno kepada hadirin di ruang ini dan dibacakan secara perlahan lahan berulang – ulang dan beliau meminta persetujuan atas rumusan naskah proklamasi tersebut. Jawaban hadirin adalah setuju. http://www.munasprok.go.id/

17 Tanggapan to “Seputar Proklamas #5: Museum Perumusan Naskah Proklmasi”

  1. Rita Says:

    Ini toh rumanya Admiral Maedah 🙂
    Jadi ngebayangin gimana khidmadnya waktu detik2 akan dibcakannya Proklamasi yg merupakan pernyataan nasib bangsa kedepannya 😀

  2. hanggadamai Says:

    semoga negara ini benar2 merdeka

  3. Nenen Gunadi Says:

    Stop perselisihan faham antar umat Beragama, semoga bangsa Indonesia bersatu untuk meningkatkan kualitas hidup terutama disektor ekonomi, dan meningkatkan kualitas rasa saling menghormati dan menghargai hak-hak orang lain, demi menuju kedamaian dan kestabilan keamanan, juga persahabatan yang sehat.

    Dirgahayu Indonesiaku!

  4. yudios Says:

    saya berterima kasih kepada para pahlawan yang telah membebeaskan bangsa ini dari jajahan bangsa lain.

  5. zaenal Says:

    kursi di ruang maeda pada gambar pertama, bagus sekali modelnya, nyaman.

  6. aji Says:

    tunggu yang #6
    gambarnya pasti lebih bagus lagi

  7. Kaito Says:

    Gimana ya, kalo aku ada di sana nonton pembuatan teks proklamasi? Pasti seru… nggak bakalan ngantuk, and yang pasti terkenal karena bisa jadi saksi sejarah…. He,He,He..

  8. siti indriani Says:

    mana gambarnya?kalau ada sy mau minta,apa sy yg gaptek ya

  9. aditya kurniawan Says:

    mengapa sampai timbul dekrit prsident5juli 1959

  10. Dasman Djamaluddin Says:

    Sejarah
    Duh, Apa Perlu Ditunjuk Duta Museum?

    DHONI SETIAWAN/KOMPAS.COM
    Ilustrasi: Pengunjung menikmati Wayang Golek di Museum Wayang, Jakarta Barat. Banyaknya pilihan tempat rekreasi yang menarik kini ikut mempersempit kemungkinan generasi muda berkunjung ke museum.
    /
    Artikel Terkait:
    • Cahaya Kamera Percepat Rusaknya Koleksi Museum Wayang
    • Museum Bahari Perlu Direnovasi
    • Cegah Pencurian, Museum Nasional Perbanyak CCTV
    • Pengelolaan Museum Berbasis TI dan Konservasi
    • Museologi, Ilmu Apa Itu?
    Selasa, 19 Mei 2009 | 12:14 WIB
    JAKARTA, KOMPAS.com — Walaupun museum banyak menyimpan catatan sejarah, minat generasi muda untuk mengunjunginya masih sangat rendah. Salah satu penyebab adalah kian banyaknya pilihan tempat rekreasi menarik, yang mempersempit kemungkinan generasi muda berkunjung ke museum.
    Wacana tersebut mengemuka dalam diskusi Menumbuhkan Minat Generasi Muda Terhadap Museum dan Sejarah, Senin (18/5) di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta. Menurut sejarawan Dasman Djamaluddin,
    diskusi tersebut sangat menarik karena, ke depan, museum harusnya betul-betul bisa menjadi arena pembelajaran bagi generasi muda, yaitu sejarah, kebudayaan, sekaligus juga sebagai arena rekreasi.
    “Sehingga para generasi muda bisa mengenal sejarah lebih dekat dan lebih rinci, sebagai wujud cinta pada sejarah negerinya sendiri dan mengetahui makna pentingnya sejarah bagi kemajuan negara,” kata Dasman.
    Selain itu, Dasman menambahkan, sangat disayangkan bahwa makna dan pentingnya sejarah masih belum menjadi prioritas dalam nilai akademis siswa. Kendalanya, pemasaran museum kurang maksimal dalam menarik perhatian masyarakat, di samping pemerintah pun kurang bekerja sama dengan berbagai instansi terkait untuk meningkatkan jumlah pengunjung museum.
    Hal itu, tambah Dasman, berlaku juga pada slogan “Visit Indonesia Year”. Di mata Dasman, slogan tersebut cenderung lebih melirik bidang pariwisata, ketimbang museum sejarah.
    “Harusnya juga dipikirkan bagaimana ke depan kita bisa menarik minat generasi muda berkunjung ke museum. Apakah perlu ditunjuk duta museum atau boleh juga dipertimbangkan masuknya musik ke dalam museum?” kata Dasman.

  11. dhyta Says:

    gak lengkap!! mana gambarnya. . . . .

  12. stven setiawan Says:

    saya berterimah kasih kepada semua pahlawan bangsa yang telah membuat bangsa indonesia merdeka

  13. anto Says:

    Kenapa sekarang banyak anak muda tidak mengenal sejarah bangsa, apakah karena kurikulum pelajaran sejarah disekolah dikurangi seperti di SMK dulu berdiri sendiri sekarang malah digabung dengan pelajaran lain dalam pelajaran IPS. disamping itu jarang ada acara dimuseum yang mengundang anak sekolah. satu lagi anak sekolah lebih suka wisata ke tempat yang gelamor daripada ke museum.

  14. arwin Says:

    mnurutq ank muda yang g tau sejarah adlah ank muda yg g tau cpa drix sndri

  15. awan sundiawan Says:

    @all: semoga bermanfaat, dan anak muda sekarang lebih menumbuhkan rasa menghormati arti sejarah.

  16. LPA Says:

    katanya tanggal 17 agustus 1945 bertepatan sama bulan puasa ya? jam 03.00 masih rapat. apa mereka ga sahur…. itu pertanyaan saya.


Tinggalkan komentar